Liputan6.com, Jakarta Terlepas dari kondisi lahirnya yang memiliki cerebral palsy, Scott Cromie (32 tahun) tidak membatasi ambisinya. Ia menceritakan kisah hidupnya tentang upayanya, pencapaiannya, dan caranya mengatasi setiap rintangan.
"Saya tidak merasa seperti korban. Saya benar-benar salah satu orang paling beruntung yang masih hidup. Saya tidak terkalahkan. Tidak ada seorang pun dalam hidup saya yang pernah mengasihani saya selama 32 tahun saya," katanya kepada Sunday life. Ia mengaku sangat senang bahwa keadaannya tidak membuat orang memandangnya dengan tatapan kasihan. Sehingga ia merasa tidak dibedakan.
Baca Juga
Scott mengakui bahwa kesuksesannya berasal dari dirinya yang dikelilingi oleh keluarga dan teman-teman seumur hidup yang percaya bahwa dirinya bisa mencapai apapun.
Advertisement
"Mantra saya adalah: 'Kamu bisa berjalan tetapi saya memiliki sikap yang sehat'. Saya selalu menjadi orang yang positif; saya tidak pernah diperlakukan seperti anak dengan disabilitas yang malang," ujarnya.
Scott juga mengakui bahwa ia juga pernah mengalami masa-masa kelam dan sedih. Namun ia memilih melupakannya dan bangkit.
Ia memiliki cerebral palsy sejak lahir, yang pada dasarnya memengaruhi keempat organnya. Sehingga ia berpindah tempat dengan berguling kesana kemari.
Sejak kecil ia telah menjalani serangkaian operasi. "Operasi pada paha belakang saya memberi saya kemampuan untuk berjalan dengan kruk tetapi sebagian besar waktu kini saya menggunakan kursi roda. Dulu saat muda saya masih bisa berdiri dan berjalan menggunakan kruk dan alat bantu jalan. Tapi kini sumber utama mobilitas saya adalah kursi roda listrik."
"Ya, saya mengalami saat-saat sedih, tetapi saya bangkit kembali dan mengatasinya. Orang-orang di sekitar saya tidak pernah sekalipun memandang saya sebagai seseorang yang dirugikan. Tidak pernah ada percakapan tentang kesulitan, sebaliknya mereka selalu merayakan apa yang saya lakukan, yang dapat dilakukan dan dicapai."
“Sejujurnya saya punya teman dengan posisi yang sama yang menjalani kehidupan yang selalu dilindungi tetapi cara saya dibesarkan adalah tidak ada yang pernah memperlakukan saya seperti 'anak cacat kecil yang malang'. Bahkan keluarga saya."
Simak Video Berikut Ini:
Menemukan Passion pada Boccia
Menurut Scott, kita sendiri yang memilih ingin jadi seperti apa di masa depan terlepas dari kondisi disabilitas atau biasa. Dan Scott memilih menjadi juara olahraga dan bekerja keras ketimbang meratapi keadaan.
"Saya sangat kompetitif. Jika saya kalah, semua orang tahu untuk menjauh dari saya selama 15 menit. Saya tidak suka kalah."
Scott telah berprestasi dan mengejar impiannya menjadi olahragawan sejak mendapat bantuan dari badan amal disabilitas Irlandia Utara terkemuka Leonard Cheshire dan ia tinggal di perumahan dari layanan Meadows mereka.
Scott, seorang fanatik Man United dan penggemar berat Rugby. Sehingga ia menemukan keahliannya di Boccia, olahraga paralimpiade yang dapat dimainkan siapa saja, dengan atau tanpa disabilitas. Ini adalah olahraga kontrol dan akurasi gabungan, mirip dengan curling atau bowling. Pemain mendorong bola ke arah target atau bola 'jack'.
Scott menghabiskan waktu berjam-jam untuk latihan sehingga ia bisa menjadi juara di Irlandia Utara saat ini dan merupakan pemain lima besar di Inggris yang telah memenangkan banyak hati penggemar dalam olahraga ini.
Kemenangannya telah dibantu oleh kampanye Leonard Cheshire's Actually I Can. Program amal tersebut untuk mendanai penyandang disabilitas menjadi yang terbaik.
Tidak puas dengan prestasinya di bidang olahraga, Scott juga telah menjadi sosok penting dalam layanan Leonard Cheshire dan memberdayakan pengguna lain yang menderita disabilitas. Manajer pelayanan, Anita Scullion,memuji Scott dengan mengatakan bahwa kehadiran Scott adalah sesuatu yang istimewa.
"Jauh dari sekedar bertahan, Scott sangat terlibat dalam menjalankan layanan, ia memberikan pandangan dan pendapatnya tentang bagaimana layanan harus dijalankan untuk mempertahankan model yang mandiri. Scott adalah contoh utama tentang cara kerja mendukung para penyandang disabilitas," ujar Anita.
"Scott sangat terlibat dengan dewan lokal, mengambil bagian di Boccia, menyelesaikan di tim Irlandia Utara, dia berlatih dan berlatih seperti seorang profesional. Dia memiliki jaringan dukungan keluarga yang luar biasa yang memungkinkan dia untuk memberikan segalanya untuk olahraganya, dia adalah seorang fanatik sepak bola dan rugby, dan ini terbukti ketika Anda bertemu dengannya."
"Scott memiliki kepribadian menular yang bersinar dan ditunjukkan saat dia mengobrol dengan staf atau sukarelawan. Dia menyukai 'man cave'-nya di The Meadows dan ketika lockdown dilonggarkan, dia akan menghabiskan hari Sabtu untuk menghibur keluarganya dan teman-temannya dengan berolahraga di rumahnya. Dia sangat luar biasa dan benar-benar mengubah pandangan stereotip penyandang disabilitas."
Meskipun demikian, Scott mengakui itu tidak selalu berjalan lancar. Di situlah Leonard Cheshire memainkan peran penting dalam mendorongnya untuk lebih sukses.
Scott melanjutkan: "Saya orang yang sangat percaya diri tetapi ada kalanya saya kurang percaya diri untuk benar-benar keluar sendiri di masa lalu. Ada kalanya saat saya pikir saya tidak cukup kuat secara mental untuk melakukan loncatan besar untuk bebas. Saya mengalami kesulitan dalam memahami uang dan beberapa kesulitan belajar dan itu menjadi lebih baik berkat dukungan yang saya peroleh dari Leonard Cheshire. Ini merupakan hal terpenting untuk membantu saya memenuhi potensi penuh saya."
"Dengan dukungan staf di Leonard Cheshire, saya telah menemukan kemandirian dan kepercayaan diri untuk benar-benar menjalani hidup saya sendiri dengan dukungan staf. Mereka benar-benar tim malaikat yang telah mengubah hidup saya. Mereka adalah kekuatan hidup dan mereka memberi saya ketenangan pikiran. Untuk mengetahui yang harus saya lakukan adalah menekan tombol bantuan untuk menghilangkan sekian banyaknya tekanan dan memungkinkan saya untuk fokus menikmati hidup saya."
"Saya tidak tahu bagaimana saya bisa begitu beruntung, saya memiliki orang tua terbaik, keluarga terbaik, sahabat terbaik, dan tim pahlawan di Leonard Cheshire."
Advertisement