Sukses

Mengenal Karakteristik Fisik dan Psikis Anak Tunanetra

Tunanetra yang disandang anak akan memengaruhi pembentukan karakteristik dirinya. Mengingat, anak tunanetra akan memiliki tantangan berbeda dalam proses tumbuh kembang jika dibandingkan anak-anak pada umumnya.

Liputan6.com, Jakarta Tunanetra yang disandang anak akan memengaruhi pembentukan karakteristik dirinya. Mengingat, anak tunanetra akan memiliki tantangan berbeda dalam proses tumbuh kembang jika dibandingkan anak-anak pada umumnya.

Peneliti dari Fakultas Ilmu Pendidikan Universitas Negeri Yogyakarta Ginanjar Rohmat merangkum pendapat para ahli terkait karakteristik yang dapat dimiliki anak tunanetra.

“Sukini Pradopo dalam Sutjihati Somantri (2012: 87) menyatakan bahwa karakteristik anak tunanetra adalah ragu-ragu, rendah diri, dan curiga pada orang lain,” tulis Ginanjar dalam penelitiannya, ditulis Jumat (18/9/2020).

Ia menambahkan, Tin Suharmini (2009: 34-82) menyatakan bahwa anak tunanetra sering memiliki pengertian yang tidak lengkap tentang suatu objek, mudah tersinggung, ekspresi emosinya homogen, kesulitan dalam memberikan respons, rendah diri.

Selain itu, mereka juga cenderung meminta perlindungan, merasa tidak bahagia, merasa ditolak, khawatir, dan gelisah.

Karakteristik anak tunanetra yang lain dibahas oleh Purwaka Hadi (2007: 23-25) yang meliputi karakteristik fisik anak tunanetra dan karakteristik psikis anak tunanetra.

Karakteristik psikis anak tunanetra total dengan kurang lihat cenderung sama yaitu pribadi yang tampak kaku. Hal ini disebabkan kurangnya ekspresi dan gerak gerik muka dan kekakuan dalam gerak tubuh serta tingkah laku.

Simak Video Berikut Ini:

2 dari 3 halaman

Karakteristik Fisik

Karakteristik fisik yang ditunjukkan oleh anak tunanetra kategori kurang lihat (low vision) akan berbeda dengan anak tunanetra kategori buta total (totally blind).

“Menurut Purwaka Hadi (2007: 24), anak buta total akan menunjukkan bola mata yang kurang atau tidak pernah bergerak, kelopak mata kurang atau tidak pernah berkedip, dan tidak bereaksi terhadap cahaya.”

Kepala anak tunanetra cenderung menunduk atau bahkan menengadah, tangan menggantung layu atau kaku, dan tidak berdiri tegak.

Pendapat tersebut memiliki makna bahwa secara fisik, anak tunanetra total akan menunjukkan keganjilan pada organ penglihatan. Selain itu, anak tunanetra total juga akan menunjukkan sikap tubuh yang kurang bagus sebagai akibat dari kurangnya pemahaman tentang konsep tubuh.

Anak kurang lihat akan menunjukkan karakteristik fisik yang berbeda dari anak tunanetra total.

Beberapa karakteristik fisik yang ditunjukkan oleh anak kurang lihat menurut Purwaka Hadi (2007: 24) adalah tangan selalu berayun, mengedip-ngedipkan mata, mengarahkan mata ke cahaya, melihat ke suatu objek dengan cara sangat dekat, dan melihat objek dengan memicingkan atau membelalakkan mata.

“Pendapat tersebut memiliki makna bahwa anak kurang lihat sering menunjukkan sikap yang berbeda dengan anak-anak pada umumnya. Hal-hal yang terlihat aneh tersebut dilakukan anak kurang lihat dalam rangka mencari rangsang atas indera penglihatan yang masih berfungsi, walaupun tergolong buruk.

3 dari 3 halaman

Infografis Disabilitas: