Liputan6.com, Jakarta Avadesh Gandhi, 21 tahun, dengan Cerebral Palsy, Disleksia dan Dysarthia berhasil lulus ujian Computer Assisted Test (CAT) dengan nilai nyaris sempurna, yaitu 92,5. Ia pun ditawarkan bergabung dengan sekolah bisnis dan manajemen, IIM Lucknow.
Jika ada yang menanyakan bukti hidup penyandang disabilitas yang berhasil melampaui keterbatasannya maka Avadesh salah satunya. Avadesh mampu menyelesaikan ujiannya dengan gemilang terlepas dirinya yang tengah berjuang melawan cerebral palsy, disleksia (kesulitan membaca, menulis, atau mengeja), dan disartria (kesulitan berbicara karena kerusakan otak atau perubahan otak dalam perkembanganya).
Baca Juga
Avadesh mengalami kesulitan dalam berjalan, berbicara, menulis, dan menghitung, namun ia berhasil mengalahkan para kandidat ujian masuk manajemen seluruh India yang berlomba-lomba agar diterima di IIM Lucknow tahun ajaran 2020-2022. Dalam sebuah wawancara dia berkata:
Advertisement
"Saya menghadapi masalah berhitung. Jadi, saya harus berusaha ekstra, terutama di bagian kemampuan kuantitatif. Itu sulit, tetapi bukan berarti (saya) tidak mungkin (bisa menyelesaikannya)," katanya, seperti dikutip IndiaToday.
Avadesh yang kerap dipanggil dengan Yash, sekarang resmi menjadi mahasiswa IIM-lucknow dan telah menghadiri kelas online (karena pandemi COVID-19) dari rumahnya di Mumbai.
Yash membutuhkan seorang penulis untuk mengikuti ujian tertulis karena dia mengalami kesulitan dalam menulis tetapi, meskipun demikian, dia mendapat nilai yang baik. Ucapannya kurang jelas karena dia menderita disartria, yang mengganggu otot untuk berbicara. Meskipun demikian, dia mampu menyampaikan pikiran dan emosinya dengan jelas.
Â
Simak Video Berikut Ini:
Persiapan sejak dua tahun lalu
Yash mulai mempersiapkan CAT pada Juli 2018 saat ia masih di tahun kedua kelulusannya jadi, bisa dibayangkan betapa keras usahanyanya hingga bisa mencapai tujuannya.
Kerja kerasnya akhirnya membuahkan hasil. Dia juga mulai mendapatkan panggilan wawancara dari beberapa IIM, termasuk Kozhikode dan Indore, tetapi dia memilih kampus Lucknow karena peringkatnya lebih tinggi.
Yash mengalami pasang surut kehidupan, tetapi orang tuanya selalu ada untuk mendukungnya dengan segala cara. Hanya karena merekalah Yash merasa termotivasi untuk bekerja keras untuk mencapai tujuannya.
Bahkan, saat mempersiapkan CAT ia hampir menyerah tapi, orang tuanya terus memotivasi dirinya. Dalam sebuah wawancara dengan ibu Yash, Jignasha berkata:
"Saya mengatakan kepadanya bahwa dia memiliki kemampuan untuk melakukan apa saja dan tidak boleh berhenti berusaha. Setelah itu, Yash bersemangat lagi."
Advertisement