Liputan6.com, Jakarta Tak ada alasan apakah seorang anak disabilitas atau non disabilitas untuk tetap bergembira di rumah. Menciptakan suasana rumah yang menyenangkan adalah kunci agar anak bisa memiliki kepercayaan diri.
Seperti disampaikan Ketua Umum Lembaga Perlindungan Anak Indonesia (LPAI), Seto Mulyadi (Kak Seto), anak disabilitas memiliki kebutuhan khusus sehingga orangtua juga perlu ekstra memenuhi kebutuhan anak. Lantas, bagaimana membuat anak disabilitas gembira?
"Ciptakan situasi menyenangkan untuk anak. Orangtua harus memenuhi hak anak dengan lebih maksimal karena situasi pandemi adalah kondisi psikologis," katanya, di sela-sela acara konferensi pers virtual melalui laman BNPB, ditulis Selasa (6/10).
Advertisement
Kak Seto mengungkapkan, ada kegiatan di rumah yang harus dibuat menyenangkan. "Entah dari sekolah ataupun ada hal-hal yang disukai anak, dukung anak. Istilahnya anak bisa merasa berada di taman bunga yang merekah. dengan cinta dan dukungan orang tua bisa membuat anak merasakan itu," ujarnya.
Â
Simak Juga Video Menarik Berikut Ini:
Kondisi di tengah pandemi sering dikeluhkan orangtua
Kak Seto paham, situasi di tengah pandemi COVID-19 seperti sekarang memang tak menentu. Termasuk kondisi sekolah yang harus berpindah menjadi lebih sering di rumah.
"Memang ini sering menjadi keluhan para orangtua, seolah kurikulum ini dipaksakan normal. Tapi kuncinya adalah orang tua berkomunikasi dengan sekolah, dengan para guru. Berdiskusi. Mohon kurikulumnya lebih adaptif karena situasi setiap keluarga berbeda. Tidak punya laptop, sinyal, screentime yg bikin pusing bisa membuat pusing dan memicu emosi negatif. jika anak suka pendekatan belajar dengan nada, maka akan membuat anak gembira," pungkasnya.
Advertisement