Liputan6.com, Jakarta Suara Nahla al-Nadawi parau sembari bertanya lembut pada putranya, mengapa gambar bunga berwarna hitam. Sangat menyakitkan baginya untuk menanyakan pertanyaan itu.
Putra kesayangannya, Ussayid (19) memiliki autisme dan kesulitan untuk mengungkapkan pikiran, ketakutan, dan rasa sakitnya secara verbal. Namun dia mengekspresikan emosinya melalui warna.
Baca Juga
"Kami bekerja selama bertahun-tahun untuk menjauhkannya dari warna hitam yang bermakna kematian," jelasnya. "Tapi ini adalah ekspresi ketakutannya bahwa aku atau suamiku yang dia anggap sebagai figur ayah akan mati.
Advertisement
Dimuat CNN, Nahla dan suaminya Aqil sama-sama tertular virus corona dalam beberapa hari satu sama lain. Menurutnya, situasi di rumah sakit negerinya, Irak, terlalu mengerikan.
Seperti diketahui, kasus COVID-19 di Irak melonjak - tercatat lebih dari 390.000 kasus dan 9.600 kematian akibat virus itu. Infrastruktur medis negara itu hancur akibat puluhan tahun sanksi, korupsi dan perang sehingga negara hampir tidak mampu mengimbangi adanya kenaikan kasus, dan petugas kesehatan mengatakan mereka kekurangan alat pelindung diri.
Sementara itu, Ussayid harus merawat ibu dan ayah tirinya. Ia juga harus pergi ke toko bahan makanan dengan sepedanya, harus membersihkan rumah, memeras jus buah segar, dan menjauh dari orang yang paling dia cintai.
Dia bisa berbicara dengan Nahla melalui jendela, menanyakan kapan dia bisa memeluk dan menciumnya lagi. Namun sejujurnya, Nahla takut Ussayid juga akan tertular COVID-19 dan mengalami rasa sakit yang sama dengannya, yang membuatnya menangis untuk mendiang ibunya.
"Saya selalu mengatakan ada sisi positif dari setiap perjuangan," ujar Nahla.
"Sisi positifnya adalah kami menemukan bahwa putra saya memiliki kemampuan lebih dari yang kami pikirkan."
Â
Â
Simak Video Berikut Ini:
Komunitas Muslim di AS ikut berusaha menjaga kesehatan masyarakat dengan membuat masker dari kain. Sebagian besar masker mereka sumbangkan ke fasilitas kesehatan, tapi kini permintaan dari sektor lain bertambah.
Curahan Hati Nahla
Nahla sendiri adalah single parent. Ia kehilangan suaminya pada 2007 silam. Ia terbunuh dalam sebuah bom mobil.
Ussayid, yang berarti singa kecil, baru berusia enam tahun saat itu. Dia memberitahunya bahwa Ayah sedang bepergian.
"Corona (virus) membawa kisah hitam kelam kembali ke gambarnya. Ini menghancurkan. Namun itu, dalam banyak hal, kami (masyarakat Irak) menyelamatkan satu sama lain dengan bersatu selama Covid-19 dan tidak memandang ke arah pemerintah. Kami mungkin bisa keluar dari virus corona dengan pelajaran yang bagus, bahwa kita semua harus bersatu untuk menemukan awal dari jalan cahaya."
Â
Advertisement