Liputan6.com, Jakarta Masih ingatkah Anda dengan Houstonian Christine Ha, chef tunanetra dan pemilik The Blind Goat and Xin Chao yang baru saja dibuka. Sejak didiagnosis dengan neuromyelitis optica (NMO) di awal usia 20-an, yang menyebabkan hilangnya penglihatan bilateral secara progresif, ia tanpa henti mengulang latihan-latihan memasak di dapur dan menyesuaikan diri dengan kehidupan sehari-hari. Ia belajar mempercayai indranya yang lain untuk tidak membatasi potensi diri, hingga ia berhasil meraih gelar MasterChef di season 3, sekaligus sebagai kontestan tunanetra pertama dalam acara TV tersebut.
Belum lama ini, Ha mengadakan kursus masak online yang dihadiri oleh 26 mahasiswa Baylor College of Medicine di dapur rumah masing-masing. Mereka memasak dengan instruksi langsung dari koki profesional yang tunanetra.
Kisahnya yang menginspirasi, keterampilan kuliner, dan perspektif uniknya sebagai individu dengan penyakit autoimun menjadikan Ha kandidat yang sempurna untuk memimpin kelas CHEF (Choosing Healthy, Eating Fresh) bagi siswa Baylor. CHEF adalah organisasi yang dikelola siswauntuk melengkapi kurikulum gizi di Baylor dan untuk meningkatkan pemahaman dan aksesibilitas makanan sehat dalam komunitas Houston. Kegiatannya juga melingkupi para relawan yang mendistribusikan materi pendidikan di pameran kesehatan lokal dan kelas nutrisi terkemuka untuk siswa pengungsi dan remaja yang mempersiapkan operasi bariatrik (operasi lambung).
Advertisement
Tenaga pengajar CHEF juga merencanakan dan mengelola pilihan makanan populer untuk mahasiswa tahun kedua yang menampilkan presentasi dari fakultas atau dosen tamu, diikuti dengan kelas kuliner langsung yang diajarkan oleh koki lokal dan koki rumahan. Namun karena pandemi, membuat kegiatan tersebut harus dilakukan secara virtual. Para siswa diharuskan untuk mempraktekkan langsung dari rumah masing-masing karena dosen tamu yang diundang, Christine Ha memimpin praktek masak dari layar laptop.
Saksikan Juga Video Berikut Ini:
Chef Ha mengajarkan memasak dengan mencium dan meraba masakan
Namun, selain mengajari para siswa cara memasak tahu Mapo, kacang hijau goreng kering, dan yogurt parfait pisang, Chef Ha juga menceritakan bagaimana dia menggunakan bau dan sentuhan untuk memasak.
Chef Ha juga meminta umpan balik dari para siswa seperti menukar anggukan dengan jawaban yang dapat terdengar. Untuk menghidupkan suasana pembelajaran, Chef Ha juga sesekali membahas berbagai topik, termasuk arti "mise en place," nasihat perkawinan (Chef Ha menceritakan bahwa ia pun pernah bertengkar dengan suami dan videografernya), serta perjuangan hidupnya dalam kondisi ableism.
Ia mengakui ketelatenan para dokter, perawat, dan staf yang merawatnya selam ini membuat perbedaan besar yang menghentikannya dari rasa putus asa ataupun sendirian.
Chef Ha menutup sesi pelajarannya dengan kalimat penyemangat, "Orang yang bersekolah kedokteran melakukannya karena mereka benar-benar ingin membantu orang lain. Selama Anda tetap mengingat visi dan tujuan itu, itu akan terlihat dan benar-benar membuat dunia yang berbeda bagi pasien. (Hati) kita mengeras akibat kehidupan (yang keras), tapi saya harap lilin menyala di dalam diri Anda, dan ketika Anda lulus dan membuat perbedaan besar dalam kehidupan orang lain, dan dunia ini."
Itulah resep yang patut diikuti.
Advertisement