Sukses

Kisah Aryo Setiawan, Pengusaha Batik yang Beri Kesempatan Kerja untuk Difabel

Aryo Setiawan seorang sociopreuner batik yang memperluas kesempatan pekerja para penyandang disabilitas.

Liputan6.com, Jakarta Batik Wistara adalah UMKM yang berdiri di tahun 2010 yang berasal dari Surabaya.  Aryo Setiawan, pemilik dari Batik Wistara merupakan seorang sociopreneur yang mengajak penyandang disabilitas untuk berkarya dan bekerja untuk memproduksi batik dalam bisnisnya.

Batik sendiri merupakan seni lukis unik kebanggaan Indonesia yang telah diakui UNESCO sebagai warisan budaya Indonesia. Diawali dengan perasaan panggilan jiwa, hal ini kemudian pendorong Aryo untuk mengembangkan seni batik jadi bisnis.

 

Simak Video Berikut Ini:

2 dari 5 halaman

Perjalanan Aryo membangun Batik Wistara

Aryo memahami masalah minimnya kesempatan kerja bagi penyandang disabilitas. Karena itu diaplikasikannya konsep sociopreuner ini dalam Batik Wistara yang diharapkan akan membuka luas kesempatan penyandang disabilitas untuk bekerja dan berkarya.

"Dari dulu sampai sekarang konsepnya memang bukan mencari keuntungan dan popularitas, konsepnya lebih ke biar adik-adik ini bisa bekerja, bisa berkarya dan ada sesuatu yang bisa ditunjukkan," kata Aryo, seperti dikutip dari Liputan6.

Perjalanan bisnisnya dimulai dengan 3 orang pegawai dengan disabilitas. Kemudian ia mulai mengerjakan konveksi batik. Namun,  seiring berjalannnya waktu, Aryo akhirnya memproduksi sendiri batik, mulai dari penggambaran batik hingga pemasaran.

"Adik-adik ini enggak semuanya bisa menjahit, dari pada nganggur akhirnya kita buatkan," ujar dia.

3 dari 5 halaman

Inspirasi Awal Mendirikan Bisnis Batik Wistara

Aryo menyatakan bahwa setiap orang memiliki kesempatan yang sama dan hal ini termasuk penyandang disabilitas. Dengan pemikiran ini, muncul panggilan jiwa dan motivasi membuat konsep sociopreuner dengan memberdayakan penyandang tuna rungu.

"Jadi saya kalau melihat adik-adik ini tidak bisa menahan air mata. Mereka punya masa depan yang bisa menjadikan mereka mandiri tidak bergantung pada orang lain.  Tidak selamanya mereka akan bersama orang tua mereka. Buat orang lain itu remeh,  tapi buat saya itu solusi sekali, bisa mengubah sosok orang yang tadinya enggak berguna, tidak percaya diri tapi sekarang percaya diri," ujar Aryo.

Usaha maksimal dilakukan Aryo agar seluruh karyawannya bisa bekerja dengan baik. Ia mengajar karyawannya dengan sabar dengan harapan agar suatu saat nanti jika para penyandang disabilitas yang saat ini ia rekrut tak lagi di Batik Wistara mereka akan memiliki ilmu yang cukup.

"Initinya kita bekerja dengan adik-adik luar biasa, kesulitan banyak tapi itu bukan suatu yang menyurutkan kita berhenti. Memang ada satu waktu menyerah tapi nyerah tapi kembali lagi tujuan kita apa," tutur Aryo.

4 dari 5 halaman

Harapan Aryo Kedepannya

Meski merupakan UMKM dengan tujuan utama sosial dengan disabilitas, Aryo ingin agar masyarakat dapat benar-benar menghargai Batik Wistara sebagai sebuah karya, bukan sebagai kasihan semata.

Selain itu, Aryo juga juga tak ingin orang lain melihat Batik Wistara sebagai batik yang mencari popularitas semata Akan tetapi benar-benar sebagai sebuah karya seni yang bisa dinikmati dan dibanggakan.

"Kalaupun  harapan yang terbaik untuk batik wistara, bisa diterima masyarakat umum," ucapnya.

Kini Batik Wistara telah dijual dibeberapa daerah di Indonesia. Bahkan masker Batik Wistara pun telah dipesan orang Indonesia untuk dibawa keluar negeri. PT PLN, BUMN penyedia listrik ini juga menggandeng Batik Wistara dalam mengembangkan usaha.

"Saya berharap Batik Wistara bisa menjadi rujukan edukasi batik dari luar, serta menjadi pusat oleh-oleh," ujar Aryo Setiawan.

 

(Vania Accalia)

 

5 dari 5 halaman

INFOGRAFIS BATIK DUNIA