Sukses

3 Akses Informasi yang Memudahkan Penyandang Tuli Gunakan Transportasi Umum

Penyandang tuli acap kali menemui kesulitan akses informasi di fasilitas umum terutama fasilitas transportasi. Pasalnya, informasi terkait keberangkatan dan informasi lainnya disajikan dalam bentuk audio.

Liputan6.com, Jakarta Penyandang tuli acap kali menemui kesulitan akses informasi di fasilitas umum terutama fasilitas transportasi. Pasalnya, informasi terkait keberangkatan dan informasi lainnya disajikan dalam bentuk audio.

Padahal, menurut mahasiswi penyandang tuli Jurusan Arsitektur Universitas Bina Nusantara (Binus) Indonesia, Nissi Taruli, penyandang tuli hanya bisa mengakses informasi melalui visual, teks, dan juru bahasa isyarat.

“Guna menghilangkan hambatan-hambatan di fasilitas umum, pemangku kepentingan perlu mengenali disabilitas secara langsung,” kata Nissi melalui juru bahasa isyarat dalam Lokakarya bersama Staf Khusus Presiden Angkie Yudistia, ditulis Sabtu (28/11/2020).

Dengan mengenali hambatan dan kebiasan setiap ragam disabilitas maka pembangunan sarana dan prasarana pun akan sangat membantu penyandang disabilitas dalam menikmati fasilitas layaknya penumpang lain.

Selain menyediakan informasi dalam bentuk visual dan tulisan, Nissi berharap para petugas layanan pun dapat mengerti bahasa isyarat dasar untuk membantu teman tuli yang kebingungan.

Simak Video Berikut Ini:

2 dari 3 halaman

Bagi Disabilitas Daksa dan Netra

Tuli dan disabilitas daksa adalah dua ragam disabilitas yang berbeda. Maka, kebutuhan aksesnya pun berbeda.

Jika penyandang tuli membutuhkan informasi visual, tulisan, dan juru bahasa isyarat maka penyandang disabilitas daksa memerlukan akses bidang miring untuk kursi rodanya.

Bidang miring tersebut harus dibuat dengan tingkat kemiringan yang diperhitungkan. Tidak terlalu tinggi dan tidak terlalu rendah. Selain bidang miring, lift juga diperlukan untuk perpindahan dari lantai bawah ke lantai atas.

“Saat masuk dan keluar lift juga harus disediakan bidang miring.”

Bidang miring dan lift tampaknya tidak cukup, diperlukan juga besi pegangan atau sandaran bagi pengguna tongkat agar tidak terjatuh ketika naik atau turun bus.

Sedang, bagi disabilitas netra diperlukan jalur “guiding block” di lantai dan di dinding. Karena mereka berjalan menggunakan sistem perabaan.

Akses suara masih bisa digunakan oleh disabilitas netra, lebih khusus lagi informasi audio bagi disabilitas netra seharusnya bisa menginformasikan di posisi atau titik mana ia berada.

Bahkan bagi disabilitas netra bisa disediakan pula hewan pemandu yang terlatih untuk menuntunnya sampai ke tempat yang diinginkan seperti ruang tunggu dengan selamat.

3 dari 3 halaman

Infografis Akses dan Fasilitas Umum Ramah Penyandang Disabilitas