Liputan6.com, Jakarta Bagi penyandang disabilitas dengan gangguan perkembangan tumbuh, mungkin sulit untuk fokus dalam pembelajaran virtual untuk mengakses tugas sekolahnya dan menggulir layar sendiri dengan mouse. Namun, keberadaan Hoglet fidget mouse dapat membantu dalam mengatasi ini.
Bagi seorang anak seperti Isabelle yang memiliki gangguan perkembangan, ia harus berjuang dengan keterampilan motorik halus, kata ibunya, Julia Dapkus, 41 tahun, dari Livonia, Mich. Misalnya dalam mengakses tugas dan materi untuk pembelajaran virtual yang mengharuskannya fokus menggunakan mouse.
Namun kini Isabelle dapat mengakses itu semua, bahkan menggulir YouTube sendiri berkat fidget mouse, perangkat taktil, multisensori yang menyerupai mainan.
Advertisement
“Dia tidak pernah bisa menggunakan mouse sebelumnya, dan itu bukan karena kurang mencoba, tapi itu bukan alat yang tepat. Namun sejak pertama kali ia bertemu (fidget mouse), ia langsung mengambilnya dan memekik kegirangan karena warnanya merah jambu,” kata ibunya, seperti dikutip disabilityscoop.
Semenjak pandemi COVID-19, pembelajaran virtual telah menjadi perjuangan tersendiri bagi siswa dengan disabilitas perkembangan, terutama karena terbatasnya akses ke pusat autisme dan terapi tatap muka.
"Tidak semua orang belajar dengan cara yang sama. Perangkat komputer tradisional tidak memberikan rangsangan fisik yang dibutuhkan kebanyakan siswa dalam pembelajaran yang menantang. Ketika saya melakukan penelitian, saya menemukan ada banyak mainan fidget di luar sana: pemintal, kubus, dempul, bola stres, tapi saya terkejut melihat hanya ada sedikit, itupun jika ada, fidget yang fungsional,” kata Parker Lynch, pendiri HedgeHog Health yang berbasis di Royal Oak dan pencipta Hoglet.
Simak Video Berikut Ini:
Apa itu Hoglet?
Hoglet merupakan alat pembelajaran yang dibuat oleh perusahaan Michigan untuk membantu siswa seperti Isabelle fokus pada tugas komputer dan menavigasi pelajaran online dengan sedikit atau tanpa bantuan.
Hoglet, seperti namanya, alat ini mirip bayi landak yang dirancang khusus dengan elemen dari mainan fidget untuk meningkatkan fokus bagi mereka yang memiliki gangguan perkembangan dan gangguan spektrum autisme.
“Ini adalah perangkat untuk siapa saja yang belajar secara berbeda dan siapa saja yang membutuhkan fidget, tak peduli berapapun usia mereka, dari manapun asalnya,” kata Lynch. Ia mengatakan bahwa idenya ini telah ada jauh sebelum pandemi COVID-19. Menurutnya, saat seperti ini (serba virtual) adalah waktu yang tepat untuk peluncurannya.
Fidget mouse multisensori ini dilapisi dengan bodi silikon dengan silikon mirip duri landak di sekelilingnya yang membantu anak-anak memegang perangkat. Hoglet terbuat nirkabel dan telah didesain dengan suara seminimal mungkin saat diklik agar tidak mengganggu penggunanya yang memiliki gangguan spektrum autisme.
Parker bertemu Dapkus di acara penggalangan dana untuk organisasi nirlaba yang dijalankan oleh wanita Livonia untuk membantu keluarga dengan anak-anak berkebutuhan khusus, dan dia akhirnya meminta dia dan putrinya untuk menguji mouse tersebut.
Menurut sebuah penelitian, anak-anak yang menggunakan perangkat fidget mengalami peningkaan konsentrasi, tidak gelisah, dan lebih mungkin menyelesaikan tugas terapeutik dan pendidikan.
Flushing Hospital Medical Center di New York, yang melakukan penelitian tersebut, menemukan bahwa perangkat fidget dapat bermanfaat bagi semua siswa, termasuk mereka yang memiliki ketidakmampuan belajar. Studi tersebut menunjukkan peningkatan 10% dalam nilai akademik siswa yang menggunakan perangkat fidget dan peningkatan 27% pada skor siswa yang didiagnosis dengan ADHD.
Karena Lynch merasa idenya mirip dengan hasil penelitian, sehingga ia memutuskan untuk membuat alat yang mirip dengan perangkat fidget yang dapat memberikan fungsi yang sama. Idenya tersebut juga berdasarkan pengalamannya sendiri yang mengamati seorang anak muridnya yang membawa mainan fidget, namun fidgetnya tersebut ditahan oleh guru BP karena tidak dibolehkan membawanya saat pembelajaran berlangsung. Saat itu ia lulus dengan gelar master ganda dalam pendidikan anak usia dini dan pendidikan khusus dari New York University dan berprofesi sebagai guru selama 10 tahun. Alhasil, siswa tersebut tidak bisa fokus selama sesi belajar di lab komputer.
Lynch yang memperhatikan hal tersebut merasa bertanggung jawab dan akhirnya memberikan murid tersebut mainan fidgetnya. Kemudian ia melihat murid tersebut berkonsentrasi selama mengerjakan seluruh tugas sambil menggunakan fidgetnya.
Kemudian, ia melakukan penelitian dan pengujian terkait perangkat fidget selama lima tahun dan ia memutuskan untuk mendirikan HedgeHog Health dan mematenkan produk pertama perusahaan, Hoglet.
Kini Lynch dan HedgeHog Health sedang mengerjakan penutup yang bisa dilepas dan dicuci untuk Hoglet serta mouse lain yang akan merangsang kelima indra.
“Saya pikir Hoglet itu universal… komunitas berkebutuhan khusus terpukul keras dengan lockdown yang membatasi sumber daya kami. Dukungan kami segera dicabut, dan anak-anak mengalami kemunduran,” kata Dapkus.
Advertisement