Sukses

Pendidikan Inklusi Penting Diberikan Sejak Dini, Ini 3 Kiat dari Ahli

Orangtua memiliki peran penting dalam memberi edukasi terkait kehidupan disabilitas. Edukasi tersebut dapat membuat anak tumbuh menjadi pribadi yang memiliki nilai inklusi.

Liputan6.com, Jakarta Orangtua memiliki peran penting dalam memberi edukasi terkait kehidupan disabilitas pada anak. Edukasi tersebut dapat membuat anak tumbuh menjadi pribadi yang memiliki nilai inklusi.

Hingga kini, masih banyak masyarakat yang tidak mengenal dunia disabilitas sehingga anggapan mereka tentang disabilitas pun acap kali keliru.

Dalam hal ini, orangtua memiliki peran untuk mengenalkan anaknya yang non disabilitas pada dunia disabilitas agar dapat mengenal, mengerti, dan mengetahui cara memperlakukan teman-temannya yang berkebutuhan khusus.

Untuk mengenalkan anak pada dunia disabilitas, dr. Dyah Novita Anggraini dari Klikdokter memberikan beberapa kiat.

Kiat-kiat tersebut yakni menjelaskan menggunakan buku atau film, edukasi kesopanan, dan melakukan eksperimen.

“Ketika berbicara tentang anak Down syndrome, beberapa orang mungkin kesulitan untuk memahami apa yang Anda jelaskan seputar kromosom, terutama anak-anak,” tulis Dyah dikutip dari Klikdokter Rabu (30/12/2020).

Oleh karena itu langkah-langkah berikut dapat membantu:

Gunakan Buku atau Film

Jenis buku anak kini semakin beragam, termasuk buku edukasi untuk menghargai sesama atau buku tentang memiliki teman disabilitas.

Orangtua bisa membawa buku tersebut sebagai pembuka percakapan. Bacakan dan berikan simpulan di akhir cerita. Atau, bisa juga dengan cara menonton film dokumenter misalnya terkait anak Down syndrome.

Setelah membaca dan menonton film, simpulkan beberapa pesan moral yang dapat dipetik dan kaitkan dengan anak-anak berkebutuhan khusus yang ada di lingkungannya.

Simak Video Berikut Ini:

2 dari 4 halaman

Edukasi Kesopanan

Edukasi tentang kehidupan inklusi sangat penting diberikan pada anak-anak sejak dini. Dengan demikian, mereka dapat tumbuh dengan pemahaman yang benar terkait disabilitas dan tidak fokus pada perbedaan yang ada.

Dewasa ini ada berbagai kampanye yang menyerukan nilai inklusi pada anak. Salah satu kampanye tersebut adalah Spread the Word to End the Word yang bertujuan membangun dan mengajarkan bahasa yang tepat untuk menyebut anak Down syndrome serta bagaimana memperlakukannya.

“Anda bisa mengajarkan kepada anak-anak menggunakan hal serupa dan mengucapkan ikrar bersama untuk tidak akan menghina anak dengan Down syndrome dan akan menyayanginya.”

“Ajarkan anak untuk bersikap sopan dan jadi teman yang baik bagi penyandang Down syndrome yang ditemuinya.”

3 dari 4 halaman

Bereksperimen

Dyah juga memberikan kiat mengedukasi anak non disabilitas dengan cara eksperimen. Contoh, berikan anak marshmallow dengan ukuran sedikit besar. Mintalah anak memasukkan marshmallow tersebut ke dalam mulut dan ajak ia untuk menceritakan hobi dan cita-citanya.

Dari situ ia akan menyadari sulitnya untuk berbicara. Orangtua bisa menjelaskan kondisi inilah yang dialami oleh anak Down syndrome yang mengalami kesulitan dalam berbicara.

Selain itu, orangtua juga bisa meminta anak memasukkan tangan ke dalam kaos kaki dan memberikan tantangan mengambil sebuah benda. Dari pengalaman tersebut ia akan mengetahui bahwa anak Down syndrome juga mengalami kesulitan dalam bergerak.

4 dari 4 halaman

Infografis Akses dan Fasilitas Umum Ramah Penyandang Disabilitas