Sukses

Saling Menginspirasi, Komunitas Lipstick untuk Difabel Luncurkan Situs Berbagi Cerita

Perempuan penyandang disabilitas dapat menjadi inspirasi bagi perempuan lainnya untuk terus berkembang dan menunjukkan potensi diri masing-masing.

Liputan6.com, Jakarta Perempuan penyandang disabilitas dapat menjadi inspirasi bagi perempuan lainnya untuk terus berkembang dan menunjukkan potensi diri masing-masing.

Sebagai upaya memberi sarana bagi para perempuan disabilitas dan non disabilitas untuk saling menginspirasi, Lipstick untuk Difabel (LUD) meluncurkan sebuah situs di awal tahun ini.

LUD sendiri  merupakan wadah bagi perempuan disabilitas dan non-disabilitas untuk saling bertukar informasi dan mengangkat arti kesetaraan sehingga mampu melihat keberadaan diri secara positif.

Pembuatan situs/website ini bertujuan agar suara dan kesetaraan antar sesama perempuan lebih didengar. Peluncuran situs ini, melibatkan enam orang perempuan, di antaranya tiga perempuan disabilitas dan tiga perempuan non-disabilitas.

Dengan mengangkat tema Tell Your Story, You Never Know Your Stories May Help Other People gabungan keenam perempuan ini dimaksudkan sebagai arti kesetaraan sesama perempuan. Kampanye ini didukung oleh berbagai pihak seperti Yuna & Co dan Mineral Botanica.

“Kami berharap Lipstick Untuk Difabel bisa menyebarluaskan kesadaran dan kepedulian masyarakat tentang pentingnya arti kesetaraan,” ujar Laninka Siamiyono, Founder Lipstick Untuk Difabel dalam rilis Rabu (6/1/2021).

“Tidak peduli kamu bisa melihat atau tidak, bisa berjalan atau tidak, berkulit putih atau tidak, Lipstick Untuk Difabel ingin merangkul perempuan disabilitas dan non-disabilitas agar saling menginspirasi satu sama lain melalui cerita-cerita dari perjalanan hidupnya masing-masing.”

Simak Video Berikut Ini:

2 dari 3 halaman

Awal Mula Gerakan LUD

Gerakan LUD dimulai pada 2018 dan berfokus pada upaya mendukung perempuan disabilitas agar berani tampil dengan percaya diri.

Bentuk gerakan ini berupa donasi lipstick yang disumbangkan oleh perempuan-perempuan di Indonesia sebagai bentuk dukungan kepada sesama perempuan.

Dalam waktu 2 bulan, LUD mampu mengumpulkan 2.000 lipstick yang sudah dibagikan kepada perempuan dengan disabilitas di DKI Jakarta dan D.I Yogyakarta. Selain itu, LUD juga membuat Make-up Class untuk perempuan disabilitas yang terbagi menjadi 4 kelas, seperti, kelas untuk disabilitas daksa, tunanetra, dan kelas untuk tuli.

“Kami percaya bahwa Make-up harus dapat diakses oleh setiap perempuan bagaimanapun kondisinya.”

Berdasarkan data Susenas pada 2018, ada 14,2 persen penduduk Indonesia yang menyandang disabilitas atau 30,38 juta jiwa. Dari jumlah tersebut masih banyak tantangan yang dihadapi penyandang disabilitas seperti rendahnya tingkat partisipasi yang melibatkan disabilitas dalam berbagai sektor, semisal pendidikan, pekerjaan, lingkungan bermain, dan lainnya.

“LUD meyakini bahwa manusia seharusnya selalu dilibatkan dalam setiap hal karena dengan keberagaman banyak cerita positif yang bisa kita ambil melalui tulisan.”

Selain membantu orang banyak, bercerita juga dapat membantu diri sebagai bagian dari proses penyembuhan. 

“Semoga LUD mampu mengubah cara pandang setiap perempuan dalam melihat arti keindahan dan kesempurnaan agar tercipta rasa kepedulian dan kesetaraan,” tutup Laninka.

3 dari 3 halaman

Infografis Tunjangan Khusus Penyandang Disabilitas di Jakarta