Liputan6.com, Jakarta Secara biologis perkembangan seksual pada anak Down syndrome sama dengan perkembangan remaja lainnya.
Namun, secara emosional, kedewasaan, dan intelektual penyandang Down syndrome cenderung mengalami perkembangan yang lebih lambat dari remaja biasa.
Guna menyeimbangkan kedewasaan dan pengetahuan seksual pada Down syndrome maka perlu ditanamkan edukasi seksual dasar sejak dini.
Advertisement
Menurut peneliti dari Universitas Sebelas Maret, Surakarta, Jawa Tengah, Asri Dzikrina Istighfaroh, Suci Murti Karini, dan Arif Tri Setyanto, sejak kecil, individu Down syndrome membutuhkan bantuan yang lebih dari orang di sekitarnya dalam melakukan kegiatan sehari-hari.
Para peneliti juga mengutip tulisan ahli Walker-Hirsch (2010) yang menyebutkan bahwa pendidikan seksual dan sosial perlu diberikan kepada remaja Down syndrome dengan menggunakan strategi pembelajaran yang sesuai dengan usia dan kemampuan masing-masing remaja agar dapat dimengerti.
Dalam pendidikan yang diberikan tersebut harus memenuhi komponen-komponen berikut ini:
a. Self-care: mengenai perawatan, BAK dan BAB, pakaian, kesehatan, dan urusan-urusan pribadi lainnya.
b. Anatomi dan fisiologi: aspek fisik dan biologis fungsi seksual tubuh, nama-nama bagian tubuh termasuk bagian yang seksual.
c. Empowerment: tekad dan nilai diri bahwa anak Down syndrome dapat belajar menentukan atau memilih hidupnya sendiri.
d. Relationship: membedakan batasan sosial dari berbagai bentuk hubungan, sehingga remaja Down syndrome memahami bagaimana berperilaku yang tepat berkaitan dengan sentuhan, percakapan, kepercayaan, dan lainnya.
e. Keterampilan sosial: tata krama dan kesopanan, keterampilan mengekspresikan afeksi kepada orang lain, serta menerima atau menolak afeksi dari orang lain.
f. Kesempatan sosial: bentuk partisipasi dalam persahabatan, hiburan, dan komunitas yang tersedia bagi remaja.
Simak Video Berikut Ini:
Akibat Ketergantungan
Kekurangan dari aspek intelektual membuat banyak penyandang Down syndrome memiliki ketergantungan pada orangtua atau pengasuh saat telah memasuki usia remaja, baik secara emosional dan sosial, termasuk perawatan dan kebersihan diri.
Selain itu, sejak kecil individu Down syndrome juga selalu mendapatkan pengawasan yang ketat sehingga kesempatan untuk mengasah keterampilan sosial kurang maksimal.
“Hal demikian membuat individu Down syndrome sulit untuk membedakan tempat umum atau pribadi, serta bagian tubuh yang seksual atau non seksual bahkan ketika telah memasuki usia remaja,” kata peneliti dalam jurnal “Gambaran Seksualitas Pada Remaja Down Syndrome Di SLB PGRI Kecamatan Nanggulan Kabupaten Kulonprogo” dikutip Kamis (14/1/2021).
Advertisement