Liputan6.com, Jakarta Seorang pria asal Palestina bernama Youssef Abu Amira, lulusan sekolah hukum di Palestina yang terlahir disabilitas, tanpa kaki dan dengan lengan yang hanya berkembang sebagian. Tak membiarkan disabilitas menahannya, ia juga berhasil di bidang karate.
Ia memberitahu tiga hal terpenting yang membantunya tetap gigih menjalani kehidupan dan mencapai impiannya, yaitu kepercayaannya kepada Tuhan, mencintai dirinya, serta tekad dan kemampuan.
"Saya terlahir tanpa anggota gerak, tapi keyakinan saya akan Tuhan-lah yang membantu saya gigih di situasi ini. Juga kepuasan. Saya puas dengan diri saya dan itu hal terpenting. Ketiga, saya memiliki kegigihan, tekad dan kemampuan untuk menantang situasi yang akan saya hadapi. Saya memiliki tekad dan mencintai kehidupan, saya ingin hidup," katanya, dikutip dari tweet Reuters.
Advertisement
Pria bersabuk oranye berusia 24 tahun itu menunjukkan keahliannya dalam bertarung dengan tongkat saat ia berlatih bersama pelatihnya di Gaza’s Al-Mashtal Club for Martial Arts.
"Saya ingin membuktikan kepada diri saya sendiri dan dunia bahwa disabilitas saya hanya ada di pikiran mereka, bukan di tubuh saya tidak ada yang mustahil. Saya ingin melakukan karate agar saya bisa membela diri, dan pada saat yang sama saya bermimpi untuk ambil bagian dalam kejuaraan internasional," kata Abu Amira, dikutip dari Arynews.tv.
Simak Video Berikut Ini:
Berlatih keras
Ia berlatih belajar memukul dengan kuat dan menangkis serangan dengan tubuh dan tangannya secara teratur, ditambah menguasai penggunaan tongkat untuk membantunya menyeimbangkan diri pengganti anggota tubuhnya yang hilang.
Pelatihnya, Hassan Al-Raai, takjub akan tekad yang ditunjukkan oleh Abu Amira tersebut.
"Saya terkejut bahwa Youssef (panggilan pelatihnya pada Abu Amira) memiliki keterampilan yang berbeda dan dapat melakukan hal-hal lebih baik daripada yang dapat dilakukan oleh penyandang disabilitas yang lebih sedikit (dari yang dimiliki Abu Amira)," kata Al-Raai. Ia turut bangga akan kemampuan muridnya tersebut yang telah berlatih keras selama ini.
Selain itu, tak disangka rupanya Abu Amira tinggal di kamp pengungsi di Pantai Gaza (Gaza's Beach) dan untuk mobilitas ke mana-mana, ia menggunakan skuter bermotor. Ia lulus dari Islamic University of Gaza's College of Sharia and Law tahun lalu.
Advertisement