Sukses

Konsumsi Obat bagi Penyandang Disabilitas Mental Tak Boleh Dihentikan Sembarangan

Orang dengan gangguan jiwa (ODGJ) termasuk dalam golongan penyandang disabilitas mental. Disabilitas ragam ini dapat diredam dengan konsumsi obat rutin sesuai resep dokter.

Liputan6.com, Jakarta Orang dengan gangguan jiwa (ODGJ) termasuk dalam golongan penyandang disabilitas mental. Disabilitas ragam ini dapat diredam dengan konsumsi obat rutin sesuai resep dokter.

Menurut dr. M. Dejandra Rasnaya dari Klikdokter, obat yang diresepkan oleh dokter untuk ODGJ membutuhkan masa konsumsi yang relatif lama agar dapat bekerja optimal. Bahkan, bisa dikonsumsi seumur hidup.

Data Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) 2013 dari Kementerian Kesehatan Republik Indonesia menunjukkan, 1-2 orang dari 1.000 orang memiliki gangguan jiwa, dengan kasus terbanyak adalah skizofrenia atau psikosis.

Dari data pada 2018, 84,9 persen penderita skizofrenia sudah melakukan pengobatan, tetapi lebih dari setengahnya (51,1 persen) tidak secara rutin mengonsumsinya. Alasannya beragam, mulai dari merasa sudah sehat, tidak kontrol secara berkala, tidak mampu membeli obat secara rutin, lupa, takut ketergantungan, dan sebagainya.

Padahal, penghentian obat yang tidak sesuai anjuran dokter, apalagi secara mendadak, dapat menimbulkan dampak yang tidak diinginkan.

ODGJ tidak boleh asal menyetop konsumsi obatnya karena dapat menimbulkan efek samping,” kata Dejandra mengutip Klikdokter, ditulis Selasa (2/1/2021).

Misal, ketika penderita skizofrenia berhenti mengonsumsi obat-obatannya, maka gejala-gejala psikosis bisa kembali muncul, daya menilai realitasnya juga kembali terganggu. Bahkan, derajat gejala yang datang lagi tersebut bisa lebih parah, disertai dengan gangguan otot yang menyebabkan kesulitan dalam bergerak.

“Oleh karena itu, bila ingin menghentikan pengobatan skizofrenia, harus secara perlahan dan sesuai dengan anjuran dokter.”

Simak Video Berikut Ini

2 dari 3 halaman

Ketahui Cara Penggunaan Obat

Sama halnya dengan penyakit lain seperti infeksi, serangan jantung, atau diabetes, orang-orang yang memiliki penyakit kejiwaan perlu mengonsumsi obat-obatan untuk mengendalikan atau mengatasi penyakitnya.

“Anda perlu tahu bahwa setiap obat memiliki cara penggunaannya dan cara kerja yang berbeda-beda. Tak terkecuali obat untuk menangani gangguan kejiwaan,”

Obat-obatan yang dikonsumsi untuk mengatasi masalah kejiwaan biasanya masuk dalam golongan obat psikotropika.

Psikotropika adalah zat atau obat alami maupun sintetis yang bekerja melalui perubahan kandungan kimia pada sistem saraf pusat (otak). Ini dapat menimbulkan efek pada perubahan mental dan perilaku.

3 dari 3 halaman

Infografis Akses dan Fasilitas Umum Ramah Penyandang Disabilitas