Liputan6.com, Jakarta Advokasi Inklusi Disabilitas (Audisi) adalah organisasi disabilitas di Tangerang, Banten, yang bergerak dalam bidang pemberdayaan dan advokasi kebijakan khususnya.
Menurut pendirinya, Yustitia Arief, sejak berdiri pada 2017 Audisi telah mendapat sambutan baik dari masyarakat. Pasalnya, tidak hanya berhasil mengawal lahirnya peraturan daerah (Perda) disabilitas nomor 14 tahun 2019 untuk penyandang disabilitas Provinsi Banten dan perda disabilitas Tangerang Selatan, Audisi juga telah menyatukan berbagai organisasi disabilitas di wilayah Banten.
“Kami sudah bekerja sama dengan berbagai pemangku kepentingan dan sejak berdiri pada 2017 sudah menyatukan berbagai organisasi disabilitas di wilayah Tangerang Raya sampai Provinsi Banten untuk bergerak bersama,” ujar Yustitia kepada Disabilitas Liputan6.com melalui sambungan telepon, Rabu (10/2/2021).
Advertisement
Selain itu, Audisi juga kerap memberikan capacity building (pembangunan kapasitas/kemampuan) bagi organisasi-organisasi tersebut agar bisa mengadvokasi hak disabilitas di wilayah masing-masing.
“Kami sering turun ke daerah-daerah seperti Rangkas dan Pandeglang untuk turut membantu teman-teman dalam memberikan capacity building agar mereka juga tahu apa yang harus diperjuangkan sesuai Undang-Undang nomor 8 tahun 2016.”
Simak Video Berikut Ini
Advokasi Tentang Pendataan
Salah satu materi yang diberikan dalam capacity building Audisi adalah tentang advokasi dalam pendataan penyandang disabilitas.
Menurut Yustitia, pendataan adalah hal yang sangat penting karena merupakan ujung tombak dari berbagai kegiatan. Jadi, semua kegiatan harus didasari oleh pendataan yang akurat, katanya.
“Kami juga mengadvokasi teman-teman untuk bisa membantu pemerintah setempat dalam melakukan pendataan penyandang disabilitas.”
Di era pandemi COVID-19, data sangat dibutuhkan untuk penyaluran bantuan sosial. Namun, masih banyak difabel yang belum terdata sehingga Audisi menurunkan tim ke lapangan untuk mendata sendiri di daerah Tangerang Raya.
Data yang terkumpul akan memudahkan Audisi untuk mengadvokasi teman-teman difabel yang membutuhkan bantuan misalnya yang kehilangan pekerjaan akibat COVID-19.
“Misalnya difabel netra yang bekerja sebagai tukang pijat, kami mengaitkan mereka dengan pemerintah daerah agar bisa dibantu. Kami juga memberikan sembako dan swab gratis di masa pandemi ini,” tutupnya.
Advertisement