Liputan6.com, Jakarta Seorang wanita dengan cerebral palsy asal Montreal mendesain kursi di pesawat khusus untuk penyandang disabilitas. Ini karena ia melihat banyak penyandang disabilitas yang merasa kesakitan jika duduk berlama-lama di pesawat, sedangkan biasanya pengguna kursi roda memiliki perangkan khusus mereka di kursi rodanya.
Mungkin banyak orang yang merasa kursi pesawat kurang nyaman selama penerbangan yang panjang. Namun bagi penyandang disabilitas, seperti Sandra Gualtieri mengatakan itu bisa sangat menyakitkan.
Baca Juga
"Apa yang kebanyakan orang tidak tahu adalah para penyandang disabilitas memiliki kursi khusus di perangkat mobilitas mereka yang disediakan untuk mereka. Jadi kursi di tempat lain sangat menyakitkan, terutama untuk jangka waktu yang lama," katanya, dikutip dari CBC Montreal's Daybreak.
Advertisement
Gualtieri awalnya ingin melihat seberapa umum masalah ini. Jadi ia melakukan survei kecil terhadap orang-orang dengan disabilitas dan menemukan bahwa 72 persen responden menyatakan bahwa mereka mengalami rasa sakit atau ketidaknyamanan saat duduk di kursi pesawat.
Melihat permasalahan ini, ia memiliki ide untuk membuat solusinya.
"Meskipun kami adalah populasi minoritas, kami tetap memiliki hak seperti orang lain di masyarakat. Itu penting untuk diingat orang. Kami punya hak untuk bepergian dengan hormat," katanya.
Atas bantuan dari empat mahasiswa teknik mesin di McGill University, Gualtieri mampu merancang kursi pesawat khusus untuk mengurangi ketidaknyamanan di pesawat.
"Ini sangat unik, namun sangat sederhana. Tapi saya yakin itu belum pernah dilakukan sebelumnya karena penyandang disabilitas masih merupakan populasi minoritas," kata Gualtieri.
Simak Video Berikut Ini:
Kursi nyaman di atas kursi pesawat
Kursi rancangannya hanya perlu diletakkan di atas kursi pesawat biasa. Namun bagian bawah kursi rancangannya ini terbuat dari busa memori agar sesuai dengan tubuh pengguna. Ini juga memberi dukungan untuk mempertahankan pengguna kursi agar tetap duduk tegak.
"Saya ingin melayani sebanyak mungkin penyandang disabilitas," katanya.
Adapun empat mahasiswa yang bermitra dengan Gualtieri dalam membangun prototipe kursi tersebut, melakukannya sebagai bagian dari proyek tahun terakhir kuliah.
Salah satu mahasiswa tersebut, Soufiane Boukhabrine mengaku merasa terinspirasi dan senang bisa membantu komunitas yang diabaikan oleh orang lain. "Kami tahu bahwa produk yang kami rancang akan berdampak besar," katanya, dikutip dari CBC. Ia juga menambahkan bahwa proyek ini sangat membuka matanya juga tim yang kemudian memutuskan untuk mengubah jalur karir mereka karenanya. Mereka mengaku tidak menyangka hasilnya mendapat banyak suka.
"Anda tidak akan percaya umpan balik positif yang saya terima sekarang. Orang-orang mengatakan ini adalah ide yang bagus. Mereka ingin menjadi yang pertama mencobanya," kata Gualtieri.
Ia bahkan sampai memenangkan juara pertama dalam kategori the Social Innovation Enterprise di McGill's Dobson 2021 Cup untuk kursi pesawatnya itu. Itu merupakan kompetisi start-up yang diselenggarakan oleh universitas.
Namun, menurut Gualteiri sayangnya masih ada beberapa tahapan untuk bisa menyediakan kursi pesawat tersebut secara luas. Misalnya salah satunya dan yang terpenting yaitu kursinya harus disetujui oleh Transport Canada. Kemudian terserah maskapai penerbangan untuk menyediakan kursi bagi penumpang atau mengizinkannya untuk dibawa oleh perorangan.
Advertisement