Liputan6.com, Jakarta Museum Konferensi Asia-Afrika (KAA) berkomitmen menjadi museum yang terbuka dan inklusif untuk semua kalangan, termasuk disabilitas. Komitmen tersebut diwujudkan dengan peluncuran buku braille dan buku suara (audiobook) The Bandung Connection dan video Museum untuk Semua: Empat Dekade Perjalanan Museum KAA Rabu, (28/4/2021).
Dilansir dari laman Kementerian Luar Negeri, The Bandung Connection menjadi buku sejarah Konferensi Asia Afrika pertama yang diproduksi dalam bentuk buku braille dan buku suara. Buku ini ditulis oleh pelaku sejarah KAA, Roeslan Abdulgani yang menjabat sebagai Sekretaris Jenderal Konferensi Asia Afrika.
Komitmen Museum KAA juga dibarengi dengan aksesibilitas museum untuk penyandang disabilitas yang terus dilengkapi. Salah satunya, Braille Corner di Perpustakaan Museum KAA yang memiliki berbagai koleksi buku audio dan buku braille. Akses masuk museum bagi disabilitas pun menjadi bagian dari komitmen ini.
Advertisement
Tak hanya itu, Museum KAA melengkapi para edukatornya dengan kemampuan pelayanan bimbingan edukasi ramah disabilitas dan program edukasi bagi penyandang disabilitas.
Simak Juga Video Berikut
Buku Braille dan Buku Suara Akan Disumbangkan
Museum KAA rencananya akan memperbanyak buku braille dan buku suara The Bandung Connection. Buku ini nantinya akan disumbangkan ke Balai Literasi Braille Indonesia (BLBI) Abiyoso dan Yayasan Mata Hati Indonesia agar dapat diterima penyandang disabilitas yang memerlukan.
Upaya pelestarian nilai-nilai KAA diharapkan menjadi lebih luas dengan melibatkan penyandang disabilitas. Hal ini juga merupakan bentuk kesetaraan akses pendidikan.
Â
Penulis: Abel Pramudya Nugrahadi
Advertisement