Sukses

Studi: Buku Bergambar Bisa Bantu Anak Muda Autisme untuk Tingkatkan Aktivitas Fisik

Buku bergambar dinilai bisa membantu anak berusia muda dengan autisme untuk meningkatkan aktivitas fisik atau berolahraga

Liputan6.com, Jakarta Aktivitas fisik demi menjaga kesehatan penting bagi semua orang. Tidak terkecuali anak-anak muda yang merupakan penyandang autisme.

Baru-baru ini, peneliti di University of Missouri, Amerika Serikat menciptakan buku bergambar yang membantu anak muda dengan autisme untuk lebih sering berolahraga. Menurutnya hal ini membantu mereka untuk lebih sering beraktivitas fisik.

Lorraine Becerra, assistant teaching professor di MU College of Education mengatakan bahwa ada perlu diingat bahwa individu dengan autisme juga penting untuk melakukan gaya hidup sehat.

"Ada banyak manfaat kesehatan dari olahraga, seperti memompa darah ke dalam tubuh, tidur lebih nyenyak, dan mengurangi risiko obesitas," kata Becerra seperti dilansir dari EurekAlert pada Rabu (5/5/2021).

"Selain itu, jika kita bisa membuat anak autis lebih banyak terlibat secara fisik, mereka cenderung berlarian dan bermain dengan teman sebayanya. Jadi ada aspek lain dalam hidup mereka yang bisa kita tingkatkan," ujarnya.

Becerra, yang juga analis perilaku di Thompson Center for Autism and Neurodevelopmental Disorders, mengungkapkan bahwa beberapa klien penyandang autismenya memiliki indeks massa tubuh yang tidak sehat karena kurang banyak bergerak.

Saksikan Juga Video Menarik Berikut Ini

2 dari 3 halaman

Penelitian dengan Buku Bergambar

Dalam penelitiannya, Becerra membuat buku bergambar berisi langkah demi langkah berbagai olahraga seperti jumping jacks, bear crawls, dan lunges. Menurutnya, buku bergambar itu bisa meningkatkan waktu para penyandang autisme untuk melakukan aktivitas fisik.

Selain itu, dia mengatakan bahwa menemukan metode yang berbiaya rendah juga bisa membantu anak-anak dengan autisme untuk lebih sering berolahraga.

"Hal terbaik tentang buku bergambar adalah mereka menyediakan latihan sederhana dan menarik yang dapat dilakukan di berbagai tempat seperti taman bermain sekolah, halaman belakang atau bahkan lapangan kosong di taman," kata Becerra.

Becerra menegaskan bahwa di masa pemuda lebih banyak menghabiskan waktu dengan teknologi seperti sekarang, kaum muda, terutama dengan spektrum autisme, juga harus memberikan waktunya untuk melakukan aktivitas fisik.

"Meluangkan waktu untuk berlari dan menetapkan rutinitas olahraga itu sejak dini akan membantu kaum muda mempertahankan kebiasaan itu di masa remaja dan dewasa mereka," katanya.

Studi Becerra yang berjudul "The effect of photographic activity schedules on moderate-to-vigorous physical activity in children with autism spectrum disorder" sendiri dimuat di Journal of Applied Behaviour Analysis.

3 dari 3 halaman

Infografis Olahraga Benteng Kedua Cegah Covid-19