Liputan6.com, Jakarta Kementerian Sosial menerima hibah satu unit mesin braile embosser dari Institut Teknologi Telkom (ITT) Surabaya. Mesin tersebut diserahkan langsung oleh Rektor ITT Surabaya Tri Arief Sardjono yang diterima Menteri Sosial Tri Rismaharini di Jakarta, Jumat (7/5) lalu.
“Hibah mesin braile membantu anak-anak netra mandiri, mudah belajar, bisa melanjutkan kehidupan serta mengurangi ketergantungan pada orang lain,” kata Risma dalam sebuah keterangan tertulis.
Baca Juga
Tak hanya bisa mandiri, anak-anak netra pun dapat lebih berdaya karena dengan tulisan braile, mereka bisa membaca dan belajar.
Advertisement
“Anak netra bisa mandiri dengan membaca buku tulisan braile tentang belajar, membuat kue, membuat kopi, serta ternak,” ujarnya.
Simak Juga Video Berikut
Cara Kerja Mesin
Cara kerja mesin braile ini dengan mengonversi tulisan pada buku biasa menjadi tulisan braile sehingga dapat dibaca dengan lebih mudah oleh anak-anak tunanetra.
“Dari buku biasa yang di-convert menjadi huruf-huruf braile dalam buku dan itu menjadi lebih mudah bagi anak-anak netra,” ungkap Risma.
Rektor ITT Surabaya juga menjelaskan bahwa mesin seharga 350 juta rupiah ini dilengkapi 14 fitur suara. Cukup dengan menekan tombol sekali, maka akan keluar suara yang menginformasikan suatu fungsi. Jika diteruskan sekali lagi, mesin pun akan bekerja sesuai dengan suara yang diinformasikan.
“Mesin ini untuk publisher yang didukung kecepatan 1.200 halaman per jam dan kelebihan lainnya ada 14 fitur suara dan itu tidak ada di mesin-mesin braile serupa buatan dari luar negeri,” jelas Tri Arief.
“Kelebihan mesin braile hemat listrik, kompatibel, bergaransi seumur hidup, diproduksi dalam negeri kecuali untuk komponen IC”, tambahnya.
Penulis: Abel Pramudya Nugrahadi
Advertisement