Liputan6.com, Jakarta Inisiator Mudik Ramah Anak dan Disabilitas (MRAD) Ilma Sovri Yanti lolos seleksi administrasi Komisi Nasional Disabilitas (KND).
KND adalah salah satu turunan mandat dari UU No. 8/2016 tentang Penyandang Disabilitas dan tertuang dalam PP No. 36/2020 tentang KND, sebagai komitmen Presiden Jokowi dalam memberikan penghargaan, perlindungan dan martabat bagi penyandang disabilitas.
Baca Juga
Dari 1.291 pendaftar KND, telah disaring sebanyak 169 peserta yang lolos seleksi administrasi, salah satunya Ilma. Saat ini proses KND masuk tahap 2, panitia seleksi membuka masukan uji publik untuk nama-nama yang lolos seleksi.
Advertisement
Nama Ilma sendiri sudah tidak asing lagi di dunia disabilitas. Pasalnya, sudah 25 tahun Ia terlibat dalam berbagai aktivitas advokasi, pendampingan, dan kerelawanan, dalam berbagai isu dan kasus kebencanaan.
“Komitmen Ilma dalam mendorong penegakan hak asasi manusia, perlindungan terhadap kelompok minoritas dan terpinggirkan, serta kebencanaan, ia wujudkan dalam berbagai agenda dan aktivitas yang mengesankan,” mengutip keterangan pers, Jumat (21/5/2021).
Ada 4 fokus utama yang saat ini menjadi fokus aktivitas Ilma, yakni isu perlindungan anak, isu hak disabilitas, toleransi dan dialog antar agama, dan isu kebhinekaan.
Dalam isu perlindungan anak, Ilma terlibat aktif dalam advokasi dan pendampingan kasus-kasus anak, terlibat dalam mendorong kerja-kerja penyelenggaraan perlindungan anak di Indonesia dan turut membangun inisiatif gerakan dan kampanye untuk hak anak.
Perempuan pendukung gerakan berkebaya ini juga banyak terlibat dalam inisiasi kerja kolaboratif antara kementerian/lembaga, lembaga nasional human right Indonesia, dan civil society untuk kepentingan advokasi hak anak. Ia juga aktif mendampingi dan membangun gerakan untuk panti-panti sosial anak di Indonesia.
Simak Video Berikut Ini
Inisiatif di Tengah Bencana
Selain fokus pada perlindungan anak, Ilma juga banyak berperan dalam isu bencana. Sejak Lombok dan Palu dilanda bencana, Ilma menggerakkan ekonomi inklusif di wilayah bencana Palu.
Gerakan ini melibatkan perempuan-perempuan di pengungsian untuk membuat bawang goreng khas lokal Palu sebagai mata pencarian baru pasca bencana.
Ia juga Mendonasikan 10 ekor kambing untuk digembala oleh 5 kepala keluarga yang disediakan sebagai tahap awal menggulirkan pergerakan roda ekonomi secara bergantian. Hal ini dilakukan Ilma dan timnya untuk mencegah terlepasnya pengasuhan anak dari keluarga inti, karena orangtua menyerahkan anaknya ke panti asuhan dengan alasan faktor ekonomi.
Ilma berhasil meyakinkan para donatur dalam gerakan ini sehingga berdirilah balai bengong untuk aktivitas anak dan warga di Lombok Utara serta pendampingan usaha bawang goreng Palu dan sop kaledo yang dinamakan Kaledo Movement ekonomi bangkit.
Hingga saat ini, balai tersebut masih berjalan dan semakin berkembang tiga tahun terakhir.
Advertisement