Liputan6.com, Jakarta Ilma Sovri Yanti adalah seorang aktivis disabilitas yang dikenal sebagai inisiator Mudik Ramah Anak dan Disabilitas (MRAD).
Di 2021 ini, Ilma lolos seleksi administrasi komisioner Komisi Nasional Disabilitas (KND). Saat ini proses KND masuk tahap 2, panitia seleksi membuka masukan uji publik untuk nama-nama yang lolos seleksi.
Jejak Ilma dalam dunia disabilitas sudah berlangsung sejak lama. Pada 2009, ia banyak melakukan penjangkauan kasus, pendampingan kasus-kasus kekerasan dan bentuk-bentuk diskriminasi terhadap kelompok penyandang disabilitas.
Advertisement
Lalu pada 2012, ia menginisiasi satu program yang terbilang maju dan menggugah kesadaran publik yang disebut MRAD. Program ini lahir di saat tidak banyak orang yang memiliki kesadaran dan kepedulian terhadap dua kelompok rentan yakni anak dan penyandang disabilitas.
Melalui gerakan ini, pada 2015 ia menggelar gerakan nasional untuk mengkampanyekan mudik ramah anak dan disabilitas di Jakarta, Bandung, Cirebon, Jogja, Bengkulu dan Pontianak.
Dan pada 2016 terjadi kolaborasi positif antara berbagai kementerian terkait, beberapa perusahaan, dan berbagai organisasi masyarakat sipil dan lembaga keagamaan, untuk menggelar aksi nyata mudik disabilitas.
“Melalui MRAD ini pula gerakan bergulir dan menjadi titik masuk prioritas hak-hak terhadap kelompok disabilitas,” seperti dikutip dari keterangan pers, Jumat (21/5/2021).
Simak Video Berikut Ini
MRAD Dewasa Ini
Berjalannya program MRAD membawa efek baik bagi dunia disabilitas. Beberapa efek baik tersebut yakni terbukanya akses lapangan kerja bagi 14 penyandang disabilitas di Kementerian Perhubungan dan bank pada 2018 hingga sekarang.
Selain itu, muncul pula komitmen dari beberapa kementerian dan lembaga untuk memberi perhatian serta kepedulian terhadap isu disabilitas. Ini dibuktikan dengan terlaksananya Mudik NATARU 2019 dengan melibatkan enam maskapai penerbangan Indonesia yang memberikan fasilitas kemudahan untuk penyandang disabilitas.
Gencarnya sosialisasi melek disabilitas yang dilakukan dilengkapi pula dengan pembuatan buku saku etika berkomunikasi dengan ragam disabilitas serta sebuah modul Kita Disabilitas untuk pelatihan trainer of trainer uji coba modul bersama PT. KCI dengan tema “meningkatkan sensitivitas, kita disabilitas”.
Modul tersebut dimaksudkan untuk mengingatkan bahwa disabilitas bisa terjadi pada siapa saja dan di mana saja. Serta memberi pengetahuan tentang bagaimana cara berkomunikasi dalam memberikan pelayanan, penghormatan dan menjaga martabat disabilitas, sehingga sedikit demi sedikit dapat mengurangi stigma dan terbangun perspektif dalam memandang penyandang disabilitas.
Advertisement