Sukses

Kerap Dihina karena Kondisi Kakinya, Mahogany Geter Tetap Kejar Impian Jadi Model

Beberapa orang bahkan menyarankan Mahogany Geter untuk mengamputasi kakinya yang mengalami pembengkakan

Liputan6.com, Jakarta Mahogany Geter memiliki kondisi yang membuat kaki kirinya membengkak dan jauh lebih besar ketimbang kaki kanannya. Namun kondisi itu tidak menyurutkan keinginannya untuk mengejar impiannya sebagai seorang model.

Geter lahir dengan limfedema, sebuah kondisi di mana kelebihan cairan terkumpul di jaringan lunak tubuh. Hal itu membuatnya mengalami pembengkakan di kaki kirinya.

Melansir Mirror, Jumat (28/5/2021), wanita 23 tahun asal Amerika Serikat itu didiagnosis tak lama usai dirinya dilahirkan. Dia hanya bisa mencoba meringankan rasa sakitnya karena tak ada obat yang bisa menyembuhkannya.

Geter hanya bisa meminimalkan pembengkakan dengan fisioterapi dan pijat drainase limfatik.

"Ibu saya sangat khawatir ketika saya didiagnosis tapi kami telah melalui semuanya bersama-sama," ujarnya. "Saya dulu berpikir Tuhan mengutuk saya. Saya merasa jelek, seperti orang aneh dan menangis sendirian berkali-kali."

"Kemudian saya memutuskan bahwa saya diberikan kondisi ini karena saya kuat secara emosional dan saya bisa mengatasinya," kata Geter.

Sejak saat itulah, Geter belajar untuk menerima kondisinya. Dia pun ingin menginspirasi orang lain untuk bisa merayakan perbedaan mereka. "Sekarang saya percaya saya cantik dalam dan luar. Saya bangga dengan apa yang bisa dilakukan tubuh saya," katanya.

Geter pun bertekad untuk mengangkat namanya di industri fesyen. Hal ini mendapat dukungan dari sang ibu, Timika.

Simak Juga Video Menarik Berikut Ini

2 dari 4 halaman

Sering Mendapatkan Hinaan

Saat ini, dia sering mengunggah berbagai fotonya di Instagram, sambil meningkatkan kesadaran tentang kondisi yang dialaminya di Youtube serta plaftorm media sosial lainnya.

Geter mengaku banyak mendapatkan komentar yang menghina tentang fisiknya. Bahkan tak jarang, banyak orang yang menyarankannya untuk mengamputasi kakinya.

"Satu orang mengatakan ke saya bahwa kaki saya terlihat seperti ham roll dan seorang gadis di sekolah mengatakan saya jalang yang cacat."

"Sangat sulit untuk mengatasi orang-orang jahat ini, tetapi saya tidak punya pilihan lain," katanya.

Geter mengatakan, seiring bertambahnya usia, serta dengan banyaknya dukungan dari komunitas limfedema di internet, dan dukungan sang ibu, dia menyadari bahwa dirinya cantik "tidak hanya penampilan tapi sebagai seseorang."

Ketika kondisi kesehatannya sedang baik, anak pertama dari tiga bersaudara ini aktif menjalani fisioterapi serta membuat kontek di TikTok dan Instagramnya, lymph.goddess23.

"Tidak semuanya hinaan dan negatif. Saya telah bertemu begitu banyak orang secara daring yang menemani saya dalam perjalanan kesehatan yang saya jalani ini," katanya.

 

3 dari 4 halaman

Tetap Kuat

Geter mengatakan dirinya sekarang tidak bekerja karena fokus dalam perawatan kondisinya. Dia banyak menghabiskan waktu untuk menggambar, mendengarkan musik, serta membuat konten di saluran Youtubenya.

Dalam merawat kondisinya, Geter mengelolanya dengan pijatan, pembalut kompresi, dan fisioterapi. Ia juga harus minum banyak air untuk membersihkan sistem tubuhnya dan menghindari makanan asin serta alkohol.

Namun, Geter kerap mengalami selulitis yang disebabkan oleh pembengkakan. Ia pun seringkali harus dirawat di rumah sakit untuk menerima antibiotik. Dia mengakui bahwa saat kondisinya sedang buruk, dia merasa frustrasi.

"Saat merasa sedih, saya mengambil langkah untuk membangun diri sendiri. Saya istirahat dari media sosial, mendengarkan musik, bermeditasi, dan tentunya berbicara dengan ibu karena dia seperti terapis saya."

"Meskipun mengalami masa-masa sulit, sejujurnya saya merasa seperti saya menjalani kehidupan normal. Saya mencoba untuk menjadi kuat dan tetap fokus pada impian saya menjadi model," ujarnya.

Geter pun mengatakan apabila dirinya sukses, dia ingin membelikan sebuah rumah bagi sang ibu dan mengurus keluarganya.

4 dari 4 halaman

Infografis Akses dan Fasilitas Umum Ramah Penyandang Disabilitas