Liputan6.com, Jakarta Anda mungkin pernah mendengar beberapa kisah nyata yang menjadi inspirasi bagi orang lain. Namun pada kenyataannya, hidup sebagai penyandang disabilitas memang tidak mudah. Seorang binaragawan dengan kaki prostetik membagikan kisah perjuangan hidupnya untuk meraih kemenangan di kompetisi.
Dilansir dari onlymyhealth, Suraj Gaywal, 22 tahun, telah menjalani operasi tiga kali akibat kecelakaan. Sekitar lima tahun lalu, Suraj tersengat listrik saat mencoba memperbaiki kabel kabel. Luka itu begitu parah sehingga kedua kaki dan satu tangannya terbakar parah.
Baca Juga
Jika orang lain kebanyakan butuh waktu untuk pulih setelah operasi, namun bagi suraj, ia tetap melakukan tugas hariannya dan secara aktif melatih kebugarannya.
Advertisement
Sebelum kecelakaan itu terjadi, Sura merupakan pekerja paruh waktu dan di sela-sela itu ia biasa kuliah. Namun setelah kecelakaan, hidupnya banyak yang berubah. Sehingga tentu sulit baginya untuk menerima apa yang telah menimpanya.
"Dokter dari rumah sakit Sancheti melakukan banyak operasi pada saya. Saya kehilangan dua kaki dan satu tangan dalam kecelakaan itu. Menjaga kebugaran adalah tugas yang sulit. Tetapi saya harus melakukannya untuk kesehatan jangka panjang saya. Saya melakukan semua kegiatan pelatihan Jim yang dapat dilakukan oleh setiap individu normal. Saya tertarik pada binaraga. Kemudian saya mulai mengikuti pelatihan profesional untuk kompetisi binaraga," katanya, dikutip dari onlymyhealth.
Suraj telah berpartisipasi dan memenangkan banyak kompetisi tingkat kabupaten. Namun ia tetap ingin bersaing di tingkat negara bagian. "Karena COVID-19, kompetisinya masih ditunda. Saya sudah terpilih untuk kompetisi tingkat negara bagian. Dulu, saat semuanya normal, saya ingin sekali mengikuti kompetisi ini. Setiap hari saya melakukan latihan kebugaran. Saya diminta untuk melakukannya. Saya mengikuti diet ketat oleh pelatih. Dokter dan fisioterapis telah memberikan semangat selama proses ini."
Simak Video Berikut Ini:
Penjelasan dokter tentang kondisinya
Seorang konsultan ahli bedah ortopedi di departemen bedah tangan dan tungkai atas, Dr. Warid Altaf, dari Sancheti Institute of Orthopedics and Rehabilitation, Pune, yang kala itu mengoperasi Suraj. Ia menjelaskan luka yang diderita Suraj. jadi Suraj datang ke rumah sakit sudah dalam kondisi terbakar akibat sengatan listrik.
"Ia kehilangan anggota tubuh bagian atas dan kedua anggota tubuh bagian bawah. Pada cedera awal, kami harus melepaskan bahunya. Kami melakukan amputasi di bawah lutut untuk kaki kirinya. amputasi tungkai dan kaki untuk tungkai kanannya. Setelah melakukan ini, ia hidup dengan sangat baik. Ia juga mendapat prostetik untuk kedua kakinya. Baru-baru ini, kami telah mengoperasi kaki kanannya untuk amputasi di bawah lutu," jelasnya, dikutip dari onlymyhealth.
Karena pada amputasi kaki biasanya ada masalah dengan prostetik seiring berjalannya waktu. Maka baru-baru ini para dokter mengubah amputasi kaki pada amputasi di bawah lutut. Amputasi di bawah lutut adalah amputasi standar di mana prostetik yang tersedia sangat baik. Pasien dengan prostetik semacam itu dapat melakukan semua aktivitas rutin seperti bersepeda, bermain game di luar ruangan, dll. Dalam kasus Suraj, latiihan kebugaran rutinitasnya sangat membantunya untuk pembentukan tubuh.
Saat ada cedera, tujuan pertama dokter adalah menyelamatkan kaki. Meskipun memiliki tingkat keberhasilan yang tinggi, namun proses ini berlangsung selama bertahun-tahun dan banyak uang, waktu pasien, dll yang terlibat selama bertahun-tahun ini. Kemudian setelah beberapa tahun, kakinya harus diamputasi. Meskipun mereka telah mmenyelamatkan kakinya, tetapi mereka tidak dapat membuatnya cukup berfungsi untuk dapat berjalan menggunakannya. Terkadang tidak ada sensasi di kaki atau lukanya belum sembuh, dan ini menandakan bahwa kaki tersebut harus diamputasi. Terutama jika sejak pertama lukanya sudah sangat parah sehingga harus diamputasi saat itu juga. Berdasarkan hal-hal tersebut, para dokter tentu memiliki berbagai pedoman medis untuk kasus amputasi.
Advertisement