Liputan6.com, Jakarta Penyandang disabilitas dapat berdaya bahkan lebih hebat dari non disabilitas. Pernyataan ini diutarakan Istri dari Presiden Indonesia keempat Abdurrahman Wahid, Dr. Dra. Hj. Sinta Nuriyah Wahid, M.Hum.
Bukan sekadar ucapan, Sinta yang juga seorang pengguna kursi roda merasakan berbagai tantangan hidup sebagai seorang penyandang disabilitas.
Baca Juga
Ia berkisah, saat mengenyam pendidikan S2 di salah satu universitas, ia sempat dihadapkan dengan tantangan aksesibilitas gedung perkuliahan.
Advertisement
“Kelas saya di lantai 4 dan saat itu lift-nya rusak,” ujar Sinta dalam seminar daring Konekin ditulis Sabtu (3/7/2021).
Namun, hal tersebut tentu bukan alasan bagi Sinta untuk menyerah dan pulang dengan tangan hampa.
“Bagian pendidikan bilang ‘maaf saya tidak bisa menyediakan tempat untuk ibu kuliah’ tapi saya bilang ‘enggak apa-apa’ itu adalah tantangan buat saya, yang butuh ilmu itu bukan fakultas tetapi saya.”
Simak Video Berikut Ini
Seperti Jenderal Sudirman
Demi mendapatkan pendidikan, Sinta perlu memutar otak agar bisa sampai ke kelasnya yang berada di lantai 4.
Ia memutuskan untuk membeli kursi roda yang dilengkapi pegangan untuk tangan kemudian menggunakan dua batang bambu untuk dipasangkan di kedua sisinya sehingga menjadi tandu.
“Jadi setiap kali kuliah, saya minta tolong supir atau orang-orang di fakultas itu untuk menandu saya ke lantai 4.”
“Ketika saya ditandu begitu, saya bisikkan di hati saya kalau sudah begini saya mirip Jenderal Sudirman. Bedanya, Jenderal Sudirman ditandu untuk merebut kemerdekaan Indonesia, tetapi saya ditandu untuk merebut masa depan saya.”
Advertisement
Disabilitas Berdaya
Pembuktian bahwa penyandang disabilitas dapat berdaya juga telah diperlihatkan oleh tokoh-tokoh disabilitas dunia.
“Orang berdaya adalah orang yang mampu menata diri. Banyak contoh orang tidak disabilitas tapi tidak berdaya, sebaliknya banyak penyandang disabilitas justru menjadi sosok perkasa memiliki daya yang hebat sehingga tidak hanya berguna bagi dirinya sendiri tapi menjadi tumpuan hidup orang lain,” katanya.
Ia menambahkan, bukti berdayanya penyandang disabilitas dapat dilihat dari sumbangan karya-karya penting yang berguna bagi kehidupan manusia hingga saat ini.
“Salah satu tokoh yang jadi contoh adalah Stephen Hawking seorang difabel penemu teori big bang dan ahli fisika kuantum yang karyanya bermanfaat hingga saat ini.”
Tokoh penyandang disabilitas lain yang disebutkan oleh Sinta adalah Beethoven, seorang musisi Tuli dengan karya musik legendaris dan dikagumi oleh seluruh dunia.
“Stevie Wonder, seorang musisi dan vokalis tunanetra yang memperoleh 22 Grammy Award berkat kepiawaiannya mencipta lagu dan menjadi produser musik.”
Penyandang disabilitas yang sukse tak hanya datang dari mancanegara tapi juga dari Indonesia. Contohnya Habibie Afsyah yang sukses menjadi pengelola bisnis daring dengan pendapatan hingga puluhan juta rupiah.
Ada pula Fanny Evrita, penyandang disabilitas daksa yang menjadi tokoh di balik Thisable Beauty Care.
“Melalui perusahaan ini, Fanny berhasil mengangkat teman-teman disabilitas menjadi pekerja,” pungkasnya.