Sukses

Mahasiswa Filipina Bikin Sarung Tangan yang Bisa Menafsirkan Bahasa Isyarat

Sekelompok mahasiswa teknik elektro di Camarines Sur membuat sarung tangan untuk menafsirkan Bahasa Isyarat Filipina (FSL) dalam bentuk suara dan mengubahnya menjadi kata-kata.

Liputan6.com, Jakarta Sekelompok mahasiswa teknik elektro di Camarines Sur membuat sarung tangan untuk menafsirkan Bahasa Isyarat Filipina (FSL) dalam bentuk suara dan mengubahnya menjadi kata-kata.

Dilansir dari Manilatimes, beberapa mahasiswa mengerjakan proyek yang merupakan bagian dari studi mereka yang bertujuan untuk membantu individu tunarungu dan tuli dengan menggunakan sebuah mekanisme yang menggabungkan kecerdasan buatan (AI) dan mikrokontroler.

Mahasiswa-mahasiswa tersebut adalah Francis Anthony de Guzman, Rency de la Cruz, Klenn Arvin Alcibor, Joana Renz Jimenez dan Andrea Moran dari Camarines Sur Polytechnic Colleges yang lulus dengan proyek mereka ini.

 

Simak Video Berikut Ini:

2 dari 4 halaman

bentuk komunikasi

“Dengan ini, hambatan komunikasi dapat dikurangi, sehingga memungkinkan mereka untuk mengekspresikan diri dan memberi mereka lebih banyak kesempatan untuk tumbuh dalam karir masing-masing,” kata salah satu pemrakarsa proyek,.

Dalam presentasi video yang diposting di Facebook, kelompok tersebut mendemonstrasikan cara kerja sarung tangannya.

Sarung tangan tersebuut memiliki sensor fleksibel untuk mendeteksi gerakan jari dan MPU-6050 untuk mendeteksi rotasi sudut tangan, dan data yang dikumpulkan oleh sarung tangan akan dikirim ke komputer melalui Wi-Fi untuk diproses.

Menurut pengakuan mereka, meskipun pandemi membatasi sumber daya mereka, namun mereka tetap bertahan untuk menghasilkan sesuatu yang bermanfaat bagi orang lain dan menyerahkan produk tesis mereka ke perguruan tinggi sebagai warisan mereka untuk diinovasi oleh para peneliti masa depan.

 

3 dari 4 halaman

share video

Hingga saat ini, presentasi video tersebut telah dilihat oleh lebih dari 500.000 kali, 91.000 reaksi, 37.000 kali dibagikan.

Pada tahun 2009, populasi tunarungu di Filiphina sekitar 517.000 dengan 1,23 persennya adalah tunarungu, tuli maupun gangguan pendengaran.

FSL atau Bahasa Isyarat Filipina yang disahkan oleh pemerintah setempat dan tertuang dalam undang-undang pada 30 Oktober 2018 oleh Presiden Rodrigo Duterte.

4 dari 4 halaman

Infografis 4 Tips Jaga Kesehatan Mental Saat Pandemi Covid-19