Liputan6.com, Jakarta Mardonius Tri Tjahyo Adi adalah seorang ayah yang dikaruniai anak dengan disabilitas Tuli dan Asperger, Anfield Wibowo.
Disabilitas yang dimiliki Anfield mulai terlihat pada umur 9 bulan di mana perkembangan motorik kasarnya tidak seperti anak pada umumnya.
Baca Juga
“Umur 6 bulan sepupu-sepupunya sudah bisa duduk, tapi Anfield umur 7 bulan didudukin malah jatuh dan umur 8 bulan juga belum bisa duduk,” kata ayah yang akrab disapa Doni dalam kongkow inklusif Konekin, Rabu (28/7/2021).
Advertisement
Walau keadaan motorik kasarnya tak seperti anak pada umumnya, tapi Doni dan istri sama sekali tak berpikir bahwa buah hatinya menyandang Tuli. Kecurigaan terkait disabilitas Tuli mulai terasa saat Anfield tetap tidur nyenyak walau situasi di sekitarnya berisik.
Simak Video Berikut Ini
Periksa ke Dokter
Melihat ada perbedaan pada anaknya, Doni pun memutuskan untuk melakukan pemeriksaan ke dokter ahli tumbuh kembang anak.
“Kami menanyakan terkait motorik kasar dan dokter bilang tidak perlu dikhawatirkan motorik kasarnya cukup diterapi saja, tapi dokter curiga dengan telinga Anfield dan direkomendasikan ke dokter THT.”
Sesampainya di dokter telinga hidung tangan (THT), Anfield didiagnosis menyandang Tuli. Saat itu, dokter menasihati Doni dan istrinya untuk kuat menerima keadaan anaknya, dengan demikian sang anak pun akan kuat.
“Kata-kata itu memberi semangat pada kami agar kami bisa selalu berjuang untuk Anfield.”
Setelah menerima diagnosis tersebut, Doni kembali ke rumah dan mulai bercerita kepada keluarga. Seluruh keluarga menyambut dengan baik dan memberi dukungan.
“Ternyata dukungan keluarga itu penting sekali, di saat seperti itu ya siapa lagi selain keluarga terdekat yang memberi dukungan.”
Advertisement
Menyandang Asperger
Selain Tuli, Anfield juga didiagnosis Asperger atau spektrum autisme yang ringan. Diagnosis ini baru tegak di usia 5.
Namun, hal ini bukan menjadi hambatan baginya melainkan membuat dia menjadi lebih unik. Menurut Doni, psikolog yang memerhatikan perkembangan Anfield di sekolah bahkan menyebut bahwa buah hatinya lebih unik dari siswa lain.
“Psikolog bilang pada dasarnya setiap anak itu unik, tapi Anfield lebih unik.”
Keunikan juga terlihat dari hasil karya lukis Anfield. Remaja yang baru lulus SMP luar biasa (SMPLB) ini juga gemar melukis dengan perspektif yang berbeda dengan teman-temannya.
“Psikolog juga menyebut Anfield sebagai seniman yang otak kanannya sangat kuat karena dia punya perspektif lukisan yang berbeda dengan teman-temannya,” tutup Doni.
Infografis Tunjangan Khusus Penyandang Disabilitas di Jakarta
Advertisement