Liputan6.com, Jakarta Nutrisi yang baik memiliki peran penting bagi setiap orang termasuk anak penyandang disleksia.
Menurut dr. Dyah Novita Anggraini dari Klikdokter, makanan yang baik untuk otak dapat membantu penyandang disleksia memperbaiki masalah gangguan belajarnya.
Baca Juga
Seperti diketahui, disleksia adalah gangguan belajar yang membuat penyandangnya memiliki kesulitan dalam membaca, mengeja, dan menulis.
Advertisement
Sejauh ini, makanan yang diduga memiliki pengaruh baik bagi anak disleksia adalah makanan yang mengandung omega-3.
“Dugaan ini berangkat dari beberapa penyandang disleksia yang secara genetik cenderung mengalami gangguan penyerapan asam lemak esensial,” ujar Dyah mengutip Klikdokter, Jumat (30/7/2021).
Dyah menambahkan, asam lemak esensial (essential fatty acid) adalah asam lemak yang dibutuhkan oleh tubuh untuk proses biologis dan pembentukan struktur membran sel.
Walau penting, asam lemak ini tidak dihasilkan oleh tubuh manusia. Sehingga, diperlukan asupan tambahan dari makanan yang mengandung asam lemak esensial lewat makanan yang mengandung omega-3.
Menurut hasil CT scan otak yang sudah dilakukan pada beberapa penelitian, didapatkan hasil adanya gangguan penyerapan asam lemak esensial di dalam otak. Kondisi ini menyebabkan anak yang mengalami gangguan disleksia mengalami kesulitan dalam membaca dan menulis.
Simak Video Berikut Ini:
Jenis Omega-3
Berdasarkan paparan di atas, orangtua disarankan untuk membantu memenuhi kebutuhan nutrisi khusus anak disleksia, dengan memberikannya makanan yang mengandung omega-3.
Berikut ini adalah 3 jenis omega-3 dan sumber-sumber makanannya yang perlu diketahui:
-ALA (alpha-linoleat). Jenis asam lemak omega-3 ini yang paling banyak ditemukan pada sayur, kacang-kacangan, dan hewan-hewan yang pakannya rumput alami.
-EPA (eicosapentaenoic acid). Jenis asam lemak omega-3 ini paling banyak ditemukan pada semua sumber ikan laut seperti ikan salmon dan makarel.
-DHA (docosahexaenoic acid). Seperti EPA, jenis asam lemak ini ditemukan pada semua jenis ikan berlemak dan tinggal di laut seperti ikan salmon dan makarel.
Advertisement
Zat Besi
Selain omega-3, anak dengan disleksia juga disarankan untuk memperbanyak konsumsi makanan yang mengandung zat besi. Zat ini di butuhkan karena mampu meningkatkan konsentrasi saat belajar.
Kurangnya asupan zat besi juga dapat memperburuk keadaan anak penyandang disleksia. Sumber makanan yang tinggi kandungan zat besi bisa didapatkan dari sayur bayam, hati sapi, daging sapi, dan kuning telur.
Selain itu, anak dengan gangguan disleksia disarankan untuk menghentikan asupan yang mengandung kafein, termasuk es teh manis dan minuman bersoda, serta mengurangi asupan cokelat.
“Anak dengan disleksia memang memerlukan penanganan ekstra, mulai dari kondisi psikologis dan fisiknya. Selain itu juga perlu melibatkan kerja sama dari beberapa pihak untuk mencari solusi terbaik cara belajarnya,” kata Dyah.
Nutrisinya pun harus diperhatikan, lanjutnya. Bagi anak disleksia, perlu dipenuhi makanan sehat bergizi seimbang. Sebagai catatan khusus, anak disleksia perlu memperbanyak konsumsi omega-3 dan zat besi.
“Untuk memenuhi kondisi di atas, sebaiknya konsultasikan hal ini ke dokter spesialis anak atau spesialis gizi terkait diet yang baik bagi anak dengan gangguan disleksia,” tutup Dyah.
Infografis Akses dan Fasilitas Umum Ramah Penyandang Disabilitas
Advertisement