Liputan6.com, Jakarta Belanja bisa menjadi hal yang sangat melelahkan bagi seorang autisme. Namun toko mainan di Bath, Inggris membantu Anda belanja dengan nyaman karena tempatnya dibuat ramah untuk menghilangkan kecemasan autisme.
Dilansir dari BBC, pemilik My Small World yang juga seorang autisme, Romilly Browne, mengatakan betapa ia berharap ada toko ramah autisme sejak 17 tahun yang lalu, tepatnya saat ia masih kecil. Oleh karena ia menyadari pentingnya menyediakan ruang yang nyaman bagi autisme, sehingga ia membantu toko 'My Small World' ini didesain seperti itu.
Baca Juga
Â
Advertisement
Simak Video Berikut Ini:
Papan promosi
Sebuah papan yang mempromosikan penawaran toko seolah menghilangkan kecemasan dari pemikiran berlebihan bagi autisme. Sebab mau bagaimanapun atau pergi kemanapun, seorang dengan autisme pasti memiliki pemikiran seperti: Bagaimana jika ini terjadi; Bagaimana jika orang-orang berpikir yang tidak-tidak; Bagaimana jika mereka memperhatikan saya; Bagaimana jika mereka tidak ingin saya mengambil satupun barang; dan bagaimana jika lainnya.
Setidaknya itulah yang dipikirkan jika Anda seorang autisme sehingga belanja bisa menjadi melelahkan, kata Browne.
Jadi, dalam mempromosikan tokonya, ia menuliskan di papan depan tokonya sebuah papan yang menjelaskan apa yang ditawarkan toko sehingga dapat membantu pembeli dengan autisme merasa nyaman saat berbelanja.
Misalnya, dalam tulisan menyebutkan kalau Anda bisa mematikan/mengecilkan lampu, menurunkan volume musik, memberi ruang, apapun yang sekiranya dicemaskan seorang autisme.
Â
Advertisement
Bisa request
Selain itu, "jika Anda suka audio, kami bisa memainkan musik favorit Anda, sehingga Anda merasa sangat nyaman di dalam ruangan. Juga saya harap, suatu tempat seperti ini sudah tersedia sejak 17 tahun yang lalu. Saya juga tidak paham mengapa tempat seperti ini tidak banyak ditemukan sekarang," tambah Browne.
"Saat Anda membuang prasangka maka orang tua bisa santai dan sebenarnya, bagi seseorang yang memiliki anak dengan autisme, kecemasan, ada banyak yang seperti itu," katanya.
"Anda cemas sepanjang waktu tentang apa yang orang lain pikirkan tentang anak Anda, sebab Anda tahu mereka tidaklah nakal. Anda tahu kalau mereka hanya menjadi diri mereka sendiri, serta terkadang mereka bisa menjadi sangat bersemangat," tambahnya.
Browne mengatakan dirinya bisa melihat efeknya pada anak-anak di toko.
"Saya didatangi seorang gadis kecil, usianya sekitar delapan atau sembilan tahun, yang merupakan usia saat saya didiagnosis autisme. Ia mengatakan tidak pernah melihat sama sekali orang dewasa di tempat kerja yang juga seorang autisme. Lalu ketika saya mengatakan kalau saya autisme, terlihat wajah anak itu yang semringah, mengetahui ada seorang autisme yang sudah dewasa dan bekerja dan berada diantara banyak orang. Lalu Anda tahu? Ia langsung berlari menghampiri saya dan memberi saya high-five (tos). Itu seperti (memberi tahu dan meyakinkan diri sendiri) bahwa kita memilikinya (autisme) dan kita bisa melakukannya (bekerja), Anda adalah saya dulunya dan saya adalah akan dan dapat menjadi apa Anda nantinya," ujar Romilly dengan antusias.
Infografis Indonesia di Olimpiade Tokyo 2020
Advertisement