Liputan6.com, Jakarta Gangguan pendengaran rentan terjadi pada lanjut usia (lansia). Namun, hal ini tak menutup kemungkinan dapat terjadi pada anak bahkan sebelum menginjak usia remaja.
Menurut dr. Resthie Rachmanta Putri, M.Epid dari KlikDokter, studi pada balita menunjukkan bahwa setidaknya 2 dari 100 balita mengalami gangguan pendengaran. Sayangnya, sebagian besar dari kasus tersebut terlambat diketahui.
“Wajar saja, karena umumnya anak tidak bisa atau kesulitan untuk mengungkapkan bahwa pendengarannya terganggu. Orangtua pun jadi sulit mendeteksi gangguan pendengaran pada anak,” kata Resthie mengutip Klikdokter, Selasa (31/8/2021).
Advertisement
Dr. Sara Elise Wijono, M.Res dari KlikDokter menambahkan, salah satu tanda atau ciri gangguan pendengaran pada anak adalah kecenderungan menonton televisi dengan suara keras.
“Anak yang sering mendengarkan suara dari TV dengan volume tinggi cenderung mengalami gangguan pendengaran,” kata Sara.
Baca Juga
Menurut Sara, hal yang dapat dilakukan selain meminimalkan waktu menonton anak, pastikan juga volume suara televisi tidak melebihi batas.
Pasalnya, sistem pendengaran anak belum terbentuk dengan sempurna. Karena itu, sedikit pemicu, seperti sering menonton dengan suara keras, bisa merusak jaringan yang terdapat dalam telinga anak.
Tidak Responsif
Selain sering menonton TV dengan suara keras, tanda lain yang dapat menjadi indikasi bahwa anak mengalami gangguan pendengaran adalah tidak responsif, contohnya tidak menoleh saat dipanggil.
Menurut Sara, anak yang tidak menyahut dan menoleh saat dipanggil merupakan tanda paling umum adanya gangguan pendengaran.
“Terlebih jika saat itu ruangan sunyi dan tidak ada suara bising dari televisi. Kalau Anda menemui gejala ini, bisa jadi dia mengalami gangguan pendengaran,” ujar Sara.
Sara menyarankan orangtua untuk berbicara dengan anak menggunakan nada yang pelan tapi dalam jarak dekat.
“Jika anak masih tidak merespons dan linglung dengan perkataan Anda, inilah saat yang tepat untuk membawa anak ke dokter THT.”
Advertisement
Tidak Mengulang Kata
Anak yang berusia di bawah 2 tahun biasanya akan terus meniru dan mengulang-ulang kata yang diucapkan orangtua atau orang dewasa lain di sekitarnya.
Misalnya ‘ma-ma pa-pa’ ‘bye-bye da-dah’ dan sebagainya. Jika anak justru terlihat bingung dan tidak mengulang kata-kata yang diajarkan, ini bisa menjadi tanda lainnya anak mengalami gangguan pendengaran.
Selain mengalami gangguan pendengaran, kemungkinan lain yang bisa terjadi adalah anak mengalami keterlambatan berbicara. Namun, menurut Sara, mendiagnosis anak mengalami keterlambatan bicara juga harus diikuti dengan gejala lainnya, tutupnya.