Liputan6.com, Jakarta Hari Bahasa Isyarat Internasional diperingati setiap 23 September 2021. Sebagai penyandang Tuli, Staf Khusus (Stafsus) Presiden Angkie Yudistia turut memperingati hari tersebut melalui video singkat.
Melalui akun Instagram pribadinya @angkie.yudistia, ia memberikan ucapan dengan menggunakan bahasa isyarat.
“Halo perkenalkan nama saya A-N-G-K-I Angki, saya mengucapkan selamat Hari Bahasa Isyarat Internasional,” katanya dikutip Jumat (24/9/2021).
Advertisement
Dalam video tersebut, ia juga menyampaikan pesan untuk mencintai diri sendiri masih dengan bahasa isyarat.
“Yuk sayangi diri kita, I love you,” tambahnya.
Baca Juga
Dalam keterangan video, Angkie juga menyampaikan harapannya di pekan Tuli tahun ini.
“Harapanku enggak muluk-muluk di pekan Tuli tahun ini, mengajak teman-teman Tuli untuk lebih sayang sama diri kita sendiri. Karena kita sangat berharga.”
Tentang Bahasa Isyarat
Terkait bahasa isyarat, dosen pendidikan luar biasa (PLB) Universitas Negeri Padang Dr. Martias Z., S. Pd.,M. PD. menerangkan bahwa bahasa isyarat adalah alat komunikasi penyandang disabilitas Tuli atau kurang mendengar (HoH).
Bahasa isyarat digunakan dengan melibatkan gerakan anggota tubuh untuk menyampaikan pesan agar dapat diterima dengan baik oleh komunikan.
“Dalam praktiknya bahasa isyarat digunakan dengan memberi isyarat melalui gerakan tangan, gerakan lengan, gerakan tubuh, serta ekspresi wajah untuk saling berkomunikasi,” ujar Mastias dalam webinar Konekin, ditulis Jumat (24/9/2021).
Ia menambahkan, ada dua sistem bahasa isyarat yang digunakan di Indonesia yaitu Sistem Isyarat Bahasa Indonesia (SIBI) dan Bahasa Isyarat Indonesia (BISINDO).
Advertisement
Antara SIBI dan BISINDO
SIBI adalah bahasa isyarat yang diciptakan oleh mantan kepala Sekolah Luar Biasa (SLB) Widya Bakti Semarang, Anton Widyatmoko, bekerja sama dengan mantan kepala SLB di Jakarta dan Surabaya sekitar tahun 2001, lanjutnya.
Munculnya SIBI diikuti dengan lahirnya Gerakan Kesejahteraan Tunarungu Indonesia (Gerkatin) guna memperjuangkan bahasa isyarat yang lebih alami dan sesuai dengan nurani para penyandang Tuli di Indonesia yaitu BISINDO.
BISINDO dinilai lebih mudah dipahami dan sesuai dengan perkembangan bahasa di Indonesia ketimbang SIBI.
“Jadi bagi penyandang Tuli, BISINDO tuh sangat memudahkan mereka untuk berkomunikasi dibandingkan dengan SIBI. Sedangkan, di dunia pendidikan, bahasa isyarat yang digunakan adalah SIBI,” pungkasnya.
Infografis Akses dan Fasilitas Umum Ramah Penyandang Disabilitas
Advertisement