Sukses

Peduli Anak Berkebutuhan Khusus, Yayasan di Sidoarjo Raih Penghargaan

Yayasan Ananda Mutiara Indonesia (Y-AMI), Sidoarjo, Jawa Timur mendapatkan penghargaan dari Badan Pembangunan Internasional Amerika Serikat (USAID).

Liputan6.com, Jakarta Yayasan Ananda Mutiara Indonesia (Y-AMI), Sidoarjo, Jawa Timur mendapatkan penghargaan dari Badan Pembangunan Internasional Amerika Serikat (USAID).

Penghargaan ini diraih Y-AMI pada 7 Oktober 2021 sebagai organisasi komunitas karib disabilitas.

“Alhamdulillah wasyukrulillah Y-AMI mendapatkan penghargaan USAID Mitra Kunci sebagai organisasi komunitas karib disabilitas,” ujar Ketua Umum Y-AMI, Yenni Darmawanti, SE, melalui pesan singkat, Jumat (8/10/2021).

“Sesungguhnya penghargaan ini kami persembahkan untuk anak-anak spesial Y-AMI dan teman teman semuanya,” tambahnya.

Di balik penghargaan yang didapat Y-AMI, ada berbagai usaha yang dilakukan guna memenuhi hak dan mengawal perkembangan anak-anak disabilitas.

Program Y-AMI yang rutin dilakukan adalah khitan masal khusus anak disabilitas hingga kelas-kelas keterampilan.

2 dari 4 halaman

Kiprah Y-AMI

Yenni menambahkan, Y-AMI terlahir sebagai organisasi komunitas, wadah untuk orangtua yang mendapat anugerah anak spesial.

“Kami menyebutnya spesial karena anak-anak ini terlahir spesial, memiliki kemampuan yang berbeda (difabel = different ability).”

Awalnya Y-AMI bergerak untuk saling menyemangati, memotivasi, berbagi kisah suka duka, dan kiat-kiat mengawal anak-anak dengan kebutuhan khusus.

Seiring waktu, Yenni dan pihaknya melihat banyak anak spesial yang kadang hak-haknya belum terpenuhi. Misal, hak kesehatan khususnya hak untuk mendapat khitan.

“Akhirnya kita adakan program khitan massal anak berkebutuhan khusus (ABK) setiap 6 bulan sekali di Juni dan Desember.”

3 dari 4 halaman

Kegiatan Lainnya

Selain rutin mengadakan khitan massal untuk ABK, Y-AMI juga berusaha memenuhi kebutuhan anak spesial dengan mengadakan berbagai kegiatan sesuai kebutuhan masing-masing anak.

Kegiatan-kegiatan tersebut di antaranya kelas musik, kelas yoga, kelas mengaji, dan lain-lain.

“Dan yang terpenting yang menjadi PR besar kita adalah bagaimana membuat anak-anak ini tuntas secara diri sendiri atau mandiri walaupun itu sangat berat.”

Untuk mendukung perkembangan ABK, dibutuhkan peran semua pihak untuk mewujudkan masyarakat yang inklusif, tambah Yenni.

Menurutnya, kegiatan yang digelar Y-AMI selalu terlaksana dengan baik walau dengan dana seadanya.

“Kami ditanya siapa di balik Y-AMI kok bisa punya dana besar mengerjakan banyak hal, mereka mengira ada tokoh atau pengusaha besar yang mendanai kami. Saya jawab, Tuhan yang menguatkan kami, karena modalnya cuma nekat, dan selalu ingin berbuat baik.”

Yenni berharap, ke depannya Pemerintah Kabupaten Sidoarjo semakin mengapresiasi kegiatan anak-anak dan bisa terpilih sebagai kabupaten terinklusi di Jawa Timur.

 

4 dari 4 halaman

Infografis Tunjangan Khusus Penyandang Disabilitas di Jakarta