Sukses

Intip Kunci Sukses Azeem Amir, Pemain Sepak Bola Tunanetra yang Menginspirasi

Azeem Amir adalah pemain sepak bola profesional tunanetra dan pendiri Learn with ESS, yang memberikan pelatihan kesadaran disabilitas untuk bisnis, sekolah, dan perguruan tinggi di Inggris.

Liputan6.com, Jakarta Azeem Amir adalah pemain sepak bola profesional tunanetra dan pendiri Learn with ESS, yang memberikan pelatihan kesadaran disabilitas untuk bisnis, sekolah, dan perguruan tinggi di Inggris. Ia juga tengah mengejar gelar master dalam manajemen olahraga.

Dilansir dari Disability Horizons, Azeem menceritakan awal karirnya di bidang olahraga hingga mampu berkompetisi di tingkat profesional, serta apa yang memotivasinya untuk memulai bisnisnya sendiri.

Ternyata, Azeem dulunya selalu bersekolah di sekolah umum. Padahal, ia mengakui merasa kesulitan karena kurangnya dukungan dan pemahaman dari staf pengajar tentang kebutuhan dan keinginannya untuk mandiri. Bahkan orang tuanyatelah diberitahu bahwa Azeem sebaiknya disekolahkan di sekolah kebutuhan khusus. Namun mereka tidak mau melakukannya demi Ameer.

Sehingga, Ameer selalu lebih tekun sampai akhirnya mendapat dukungan eksternal dari dewan lokal. "Dengan itu dan bantuan dari keluarga saya, saya belajar bagaimana menggunakan Braille dan keterampilan lain yang diperlukan untuk mandiri," kata Ameer.

 

2 dari 4 halaman

Menjadi Pesepakbola Tunanetra

"Saya mulai bermain sepak bola sebagai hobi sejak usia dini dan sangat menikmatinya. Saat saya terus bermain dan passion saya dalam olahraga semakin tumbuh," jelasnya.

Sehingga saat ia mendengar sebuah program yang disebut Talent Pathway, yang mengawasi pelaksanaan kamp bakat nasional dan memberikan dukungan dan kemajuan pengembangan bagi para atlet melalui berbagai tahap, Ameer tak melewatkan kesempatan itu.

"Melalui ini, saya dibina karena pelatih bisa melihat bahwa saya bisa bermain. Semuanya terjadi begitu cepat sehingga saya memutuskan untuk mengambilnya sebagai karier profesional. Sayangnya, saya ketinggalan bergabung dengan atlet lain di Paralimpiade 2020 dengan satu tendangan dalam latihan, yang sangat mengecewakan. Tapi saya sedang mempersiapkan Paralimpiade berikutnya."

Menurut Ameer, sepak bola tunanetra seperti sepak bola pada umumnya, namun hanya dilakukan oleh lima pemain dari masing-masing sisi. Empat orang penyerang dan penjaga gawang yang melihat akan menggunakan penutup mata. Selain tiu, pelatih akan berdiri di belakang para pemain dan memandu pemain untuk mengarahkan kemana tujuannya dan para pemain selain mendengarkan arsahan dari pelatih juga fokus mendengar pada suara bola yang memiliki lonceng di dalamnya.

"Saat berlatih di gym, saya memiliki pelatih pribadi untuk membantu dan mendukung saya jika diperlukan. Misalnya dengan membaca tampilan layar peralatan. Selain itu, saya berlatih seperti orang lain."

Adapun puncak karirnya hingga saat ini, Ameer mengakui bahwa itu merupakan saat ia melakukan debutnya di Jepang pada tahun 2018. Yang membuatnya istimewa karena diundang ke pertandingan dan mewakili negaranya di level tertinggi.

Menurut Ameer, seorang pesepakbola harus memiliki keterampilan koordinasi yang baik, kepercayaan diri, mindset berkembang untuk mendapatkan keterampilan komunikasi yang lebih baik. Sehingga ia menyarankan kepada penyandang disabilitas lain yang mungkin tertarik untuk menekuni sepak bola yaitu untuk mencoba setiap olahraga dan rekreasi lainnya juga. Lebih baik memilih yang Anda nikmati melakukannya agar tidak bosan. "Pastikan Anda melakukan sesuatu yang membuat Anda bahagia."

 

3 dari 4 halaman

Meningkatkan Kesadaran Disabilitas

Ameer rupanya pernah melakukan Ted Talk beberapa tahun lalu untuk meningkatkan kesadaran masyarakat tentang disabilitas. Yang bagi Ameer lagi-lagi merupakan suatu kehormatan bisa diundang sebagai pembahas untuk menyoroti disabilitas, terutama bahwa orang-orang tidak boleh meremehkan potensi pesepakboola tunanetra.

"Hal ini mendorong saya untuk bekerja dengan perusahaan dan meningkatkan kesadaran. Saya ingin orang merasa terinspirasi dan mengubah cara mereka memandang penyandang disabilitas."

Sehingga terbentuklah Learn with ESS, yang merupakan singkatan dari 'education sport and speaking'. Itu merupakan program kesadaran disabilitas yang menyediakan pelatihan dan aktivitas interaktif melalui pendidikan, olahraga, dan berbicara untuk mengatasi masalah seputar disabilitas. Sebab Ameer ingin mengubah cara orang memandang penyandang disabilitas.

Ada dalam pelatihannya, Ameer menyertakan orang-orang non-disabilitas dan memposisikan mereka sebagai penyandang disabilitas. Misalnya dengan mencoba berbagai kegiatan olahraga yang berbeda menggunakan kursi roda dan penutup mata.

Selain itu, Ameer juga aktif memberikan seminar motivasi ke sekolahh, perguruan tinggi dan bisnis di seluruh Inggris.

Ameer juga menyebutkan bahwa melalui sepak bola tunanetra, ia rutin didatangi orang-orang yang menanyakan disabilitasnya. Hal ini membuatnya berpikir jika mungkin ada suatu hal yang bisa ia lakukan untuk membantu orang-orang memahami, mendidik serta meningkatkan kesadaran tentang disabilitas.

Learn with ESS dimulai pada Februari 2020 dan secara resmi diluncurkan setelah setahun menjalankannya sebagai pilot pada Maret 2021.

Tentu bisnisnya juga terdampak oleh pandemi COVID-19, sebab mereka jadi tidak biisa memberikan pelatihan aktivitas fisik atau pelatihan langsung. Namun karena pandemi pula, mereka berhasil mengatur dan memberikan seminar motivasi secara online.

Sarannya bagi penyandang dosabilitas lainnya jika ingin memulai bisnis, "Sangat penting untuk mendapatkan orang-orang di sekitar Anda yang antusias dan dapat mengingatkan Anda mengapa Anda memulai bisnis Anda dan percaya bahwa Anda dapat mencapainya. Lakukan sesuatu yang menggambarkan kepribadian Anda dan sesuatu yang Anda sukai."

Ameer juga menyebutkan rencananya untuk ESS di masa depan agar bisa tumbuh secara organik dan geografis. selanjutnya membawanya secara internasional ke seluruh dunia ke sekolah-sekolah dan perguruan tinggi. Ia juga ingin menyesuaikannya dengan semua audiens.

4 dari 4 halaman

Infografis Akses dan Fasilitas Umum Ramah Penyandang Disabilitas