Liputan6.com, Jakarta Salah satu atlet Pekan Paralimpiade Nasional (Peparnas) 2021, Vino Bratama, menceritakan terkait cabang olahraga boccia.
Penyandang osteogenesis imperfecta (OI) atau keropos tulang ini menjelaskan bahwa boccia merupakan cabang olahraga baru yang mulai dikenal di Indonesia pada 2018 di ajang Asian Para Games.
“Jadi saya mulai kenal boccia sejak 2018 dan saya satu-satunya atlet boccia dari Sumatera Barat,” katanya kepada kanal Disabilitas Liputan6.com melalui sambungan telepon ditulis Jumat (29/10/2021).
Advertisement
Baca Juga
Pria asal Padang ini juga mengatakan bahwa boccia adalah cabang olahraga khusus untuk penyandang disabilitas khususnya ragam disabilitas daksa cerebral palsy (CP) dan OI.
“Boccia ini awalnya dibuat untuk anak-anak CP, pokoknya disabilitas daksa yang berat dan ruang geraknya terbatas.”
Cara Main Boccia
Cabang olahraga boccia dimainkan dengan bola-bola khusus hampir seukuran bola tenis yang beratnya 275 gram.
Jumlah bola dalam permainan tersebut adalah 6 bola biru, 6 bola merah, dan ada pula satu bola putih.
“Jadi nanti bola putih dilempar, kalau kita pakai bola biru berarti lawan pakai bola merah. Kita bermain dengan melemparkan bola yang harus mendekati bola putih.”
Advertisement
Bisa Beregu atau Single
Permainan boccia dapat dimainkan secara beregu atau single, lanjut Vino. Namun, kebetulan ia dipilih sebagai pemain single di Peparnas kali ini.
“Jadi boccia itu ada dua, ada single ada beregu, kebetulan saya dapat yang single.”
Selain bisa single atau beregu, boccia juga memiliki kelas-kelas tersendiri tergantung tingkat disabilitas atletnya.
“Boccia ini ada kelas-kelasnya, 1 sampai 5, tapi yang dipertandingkan di Peparnas ini cuma sampai 4. Kelas 1 itu disabilitasnya paling berat, jadi melempar bolanya bukan pakai tangan lagi tapi pakai mulut.”
“Kalau saya rencananya di kelas 3 dan melempar bolanya masih menggunakan tangan,” pungkasnya.
Infografis Akses dan Fasilitas Umum Ramah Penyandang Disabilitas
Advertisement