Sukses

Keseruan Sidang Pelajar Disabilitas Jurusan Musik di Bandung

Proses sidang menjadi salah satu momen berkesan sekaligus menegangkan bagi setiap pelajar, tak terkecuali bagi siswa siswi disabilitas di Artherapy Center Widyatama, Bandung.

Liputan6.com, Jakarta Proses sidang menjadi salah satu momen berkesan sekaligus menegangkan bagi setiap pelajar, tak terkecuali bagi siswa siswi disabilitas di Artherapy Center Widyatama, Bandung.

Di pusat terapi musik itu, para pelajar jurusan seni musik ditantang untuk menyajikan tugas akhir berupa karya seni musik yang dimainkan bersama-sama.

Dalam tugas akhir ini, setiap siswa berkolaborasi untuk membuat satu lagu dalam bentuk band atau solo.

“Setiap siswa pada spesialisasinya (bidang keahlian) masing-masing membuat sebuah proyek single. Mulai dari proses produksi musik, hingga pada tahap penyajian karya dan promosi melalui arahan para pembimbing tugas akhir,” kata Direktur Artherapy Center Widyatama Dadi Firmansyah, A.Md dalam keterangan tertulis yang diterima kanal Disabilitas Liputan6.com Jumat (26/11/2021).

Dengan diadakannya kegiatan sidang tugas akhir, Dadi berharap bisa menambah portofolio hasil kemampuan siswa selama 3 tahun pembelajaran.

2 dari 4 halaman

Produksi Musik

Sebelumnya, di semester VI siswa dituntut profesional memproduksi musik ciptaannya melalui arahan para pembimbingnya masing-masing sehingga layak untuk disidangkan pada 25 November 2021.

Hasil proses produksi yang telah disepakati atau yang telah dikolaborasikan selanjutnya diberikan penilaian oleh para penguji profesional yang berprofesi sebagai para pelaku industri musik di Indonesia.

Hal ini bertujuan menilai karya tugas akhir siswa siswi jurusan seni musik sebagai karya yang layak bersaing di Industri Musik Indonesia dan diakui oleh para pelaku Industri sebagai karya yang bernilai jual.

“Ini sesuai dengan misi pendidikan kami yakni membangun kemandirian secara finansial, dengan harapan siswa siswi mampu berkarya dengan standar industri.”

3 dari 4 halaman

Pelaksanaan Sidang

Pada 25 November, peserta yang akan melaksanakan sidang terdiri dari 5 orang siswa. Empat siswa masing-masing mempresentasikan karyanya baik secara personal maupun hasil kolaborasi dalam bentuk grup band dengan judul karya “Semangatmu.”

Keempat siswa itu adalah

-Izzan Ismail penyandang borderline personality disorder (BPD) atau gangguan kepribadian ambang yang termasuk disabilitas mental serius yang dapat memengaruhi perasaan dan cara berpikir. Dalam grup band yang dinamai SKDK, ia berperan sebagai gitaris.

-Muhammad Raka penyandang tunagrahita (disabilitas intelektual) berperan sebagai vokalis.

-Dikdik Sadikin penyandang disabilitas netra sebagai pemain drum.

-Alifia Ariestamarin penyandang BPD sebagai pemain keyboard.

Satu siswa lainnya mempresentasikan hasil karya penampilan solo melalui proyek musik pencapaian program pendidikan yang dikhususkan pada pengendalian diri (emosi), proses komunikasi dan behavior talent. Siswa tersebut adalah Dominicus Bramantyo yang menyandang autisme.

“Selain menjadi syarat untuk tugas akhir, karya musik dengan judul Semangatmu juga sudah dirilis klipnya di saluran Youtube Artherapy Center Widyatama. Karya ini menjadi project pemanfaatan ketertarikan referensi musik siswa yang dikemas secara medley,” pungkas Dadi.

 

4 dari 4 halaman

Infografis Akses dan Fasilitas Umum Ramah Penyandang Disabilitas