Liputan6.com, Jakarta Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Jawa Tengah memperkuat komunikasi risiko dan komunikasi publik bagi penyandang disabilitas untuk memastikan informasi mengenai vaksin dan COVID-19 semakin tersedia dan mudah diakses.
Baca Juga
Advertisement
Penguatan komunikasi risiko didukung oleh Program Kemitraan Australia Indonesia untuk Ketahanan Kesehatan (AIHSP) bekerja sama dengan Unit Layanan Inklusi Disabilitas (LIDi).
“Salah satu tujuan program AIHSP adalah untuk membantu Pemerintah Indonesia untuk terus meningkatkan ketercapaian penerima vaksin, termasuk bagi kelompok-kelompok rentan,” kata John Leigh, Team Leader AIHSP dalam keterangan pers ditulis Rabu (15/12/2021).
“Kami dengan Pemerintah Jawa Tengah berupaya meningkatkan aksesibilitas informasi bagi penyandang disabilitas dan lanjut usia. Kami harap kemitraan ini memberi nilai tambah bagi penanganan pandemi COVID-19 di Jawa Tengah, terutama bagi kelompok rentan,” tambahnya.
Simak Video Berikut Ini
Diawali Semiloka
Kemitraan tersebut diawali dengan seminar dan lokakarya (semiloka) terkait komunikasi risiko dan komunikasi publik. Ini bertujuan mempersiapkan pembuatan materi komunikasi risiko COVID-19 bagi kelompok disabilitas.
Semiloka juga membahas isu-isu yang dihadapi kelompok tersebut dalam penanganan pandemi dan vaksinasi COVID-19 di Jawa Tengah.
Ketua LIDi Jawa Tengah Edy Supriyanto menyambut baik kesadaran terhadap terpenuhinya pemeliharaan kesehatan terhadap penyandang disabilitas yang semakin meningkat.
“Kita memerlukan lebih banyak materi informasi yang dapat diakses oleh teman-teman dengan hambatan penglihatan atau teman-teman Tuli,” katanya dalam keterangan yang sama.
“Selain itu, kita memerlukan lebih banyak informasi dengan substansi yang sesuai dengan kebutuhan keseharian dan komorbiditas penyandang disabilitas, sehingga informasi terkait dengan protokol kesehatan dan vaksinasi COVID-19 bisa dipahami.”
Advertisement
Prinsip Umum Interaksi Disabilitas
Diskusi terkait penyusunan materi komunikasi risiko dan komunikasi publik yang inklusif ini menghadirkan pakar dari Arbeiter-Samariter-Bund (ASB) Indonesia. Ini merupakan organisasi yang fokus pada kesejahteraan sosial, perlindungan sosial, penguatan ekonomi masyarakat, layanan penyelamatan dan respons kemanusiaan.
“Komunikasi yang sukses dengan penyandang disabilitas adalah menciptakan rasa nyaman saat berinteraksi,” ucap Ari Ananta, perwakilan dari ASB Indonesia.
Prinsip-prinsip umum untuk berinteraksi dengan kelompok non-difabel antara lain tetap tenang dan menjadi diri sendiri, bersabar dan memberikan waktu yang dibutuhkan untuk melakukan kegiatan tertentu, serta menunjukkan penghargaan dengan memberikan bantuan di saat yang tepat, tutup Ari.
Infografis Akses dan Fasilitas Umum Ramah Penyandang Disabilitas
Advertisement