Liputan6.com, Jakarta Berkurangnya kemampuan mendengar atau gangguan pendengaran dapat disebabkan berbagai hal, salah satunya serumen prop atau penyumbatan kotoran telinga.
Penyumbatan ini terjadi ketika kotoran telinga menumpuk di telinga atau menjadi terlalu keras untuk dibersihkan secara alami. Menurut dr. Theresia Rina Yunita dari Klikdokter, hal ini dapat diakibatkan cara membersihkan telinga yang salah. Misalnya, membersihkan telinga menggunakan cotton bud.
Baca Juga
“Kebiasaan tersebut malah dapat mendorong kotoran masuk ke dalam telinga. Akibatnya kotoran lebih sulit dibersihkan dan menumpuk. Semakin lama kotoran akan mengeras dan inilah yang disebut serumen prop,” kata Theresia mengutip Klikdokter Sabtu (18/12/2021).
Advertisement
Simak Video Berikut Ini
Mengatasi Serumen Prop
Theresia kemudian membagikan tiga cara untuk mengatasi serumen prop. Ketiga cara tersebut adalah penggunaan cairan khusus, spooling, dan penyedotan.
Penggunaan cairan khusus dilakukan guna menghindari penggunaan cotton bud saat membersihkan telinga.
“Anda dapat mengaplikasikan cairan khusus yang berfungsi melunakkan kotoran telinga. Biasanya cairan ini mengandung natrium karbonat, gliserin, dan lain-lain.”
Cairan ini dapat digunakan 2 sampai 3 kali sehari selama 4 sampai 5 hari. Serumen yang melunak akan keluar dengan sendirinya dari telinga.
Advertisement
Spooling dan Penyedotan
Sedang, spooling atau irigasi telinga adalah tindakan menyemprotkan air hangat ke dalam liang telinga. Cara ini sebaiknya dilakukan di dokter ahli karena hanya kondisi tertentu yang boleh menerapkan tindakan ini.
Serumen prop juga dapat dikeluarkan melalui penyedotan dengan alat penyedot (suction). Alat dan prosedur ini dapat dilakukan di rumah sakit oleh dokter ahli.
“Tindakan yang dilakukan untuk mengatasi serumen prop tergantung dari seberapa dalam, banyak, dan keras kotoran telinga yang menyumbat.”
“Jika mengalami gangguan pendengaran atau sensasi mengganjal pada telinga yang diakibatkan serumen prop, jangan ragu untuk memeriksakan diri ke dokter Telinga, Hidung, Tenggorokan (THT),” tutup Theresia.
Infografis Akses dan Fasilitas Umum Ramah Penyandang Disabilitas
Advertisement