Liputan6.com, Jakarta Penyandang disabilitas daksa Abil Asswad Chaniago sempat mendapat perlakuan tak menyenangkan dari petugas Stadion Gelora Bung Karno (GBK) saat hendak masuk untuk berolahraga.
Ia tak diperbolehkan masuk lantaran menggunakan kursi roda. Padahal, aturan yang berlaku adalah tidak membawa alat-alat beroda seperti skateboard, sepatu roda, dan sepeda.
Baca Juga
Terkait kejadian ini, Abil telah diundang oleh pihak Kepala Unit GBK dan menerima permintaan maaf. Ia menyimpulkan bahwa dalam kejadian ini yang salah bukan dari petugas melainkan pengelola yang kurang mengedukasi para petugas.
Advertisement
Selain itu, ia juga menyampaikan beberapa masukan untuk pihak pengelola, salah satunya untuk tidak ada pemutusan kerja bagi para petugas karena yang salah bukan sekuriti.
“Terus saya memberikan masukan itu biar sekuriti terutama para petugas dan staf-stafnya diajarkan bagaimana cara melayani orang dengan disabilitas. Bukan hanya disabilitas dengan kursi roda, ada juga tunanetra, Tuli dan lain-lain,” ujar Abil kepada kanal Disabilitas Liputan6.com, Kamis (30/12/2021).
Simak Video Berikut Ini
Disabilitas Bukan Orang Sakit
Dalam video yang sempat viral, petugas sempat mengatakan pada Abil bahwa ia perlu pendamping untuk masuk GBK.
“Kita enggak terima itu karena disabilitas bukan orang sakit, orang disabilitas itu terbiasa ke mana-mana sendiri. Sebetulnya penyampaian yang dibilang sekuriti itu, itu mereka buat-buat sendiri, bukan dari pengelola.”
Pada dasarnya, tidak ada peraturan yang mengatur bahwa penyandang disabilitas harus ada pendamping untuk masuk ke GBK.
Advertisement
Pengalaman Sebelumnya
Sebelum ada kejadian ini, Abil sempat beberapa kali datang ke GBK untuk olahraga. Ia pun tidak pernah mendapat pengalaman seperti ini saat masuk ke GBK.
“Sebelumnya aman-aman saja, kan peraturan ini dibuatnya baru-baru ini, dikarenakan di GBK banyak orang yang menggunakan alat beroda yang mengganggu orang lain olahraga, seperti skateboard, sepeda yang melaju terlalu cepat, itu mengganggu para pelari.”
Dari sisi fasilitas, Abil tak memungkiri bahwa GBK merupakan tempat olahraga yang akses bagi penyandang disabilitas. Bahkan, di sana sudah disediakan jalur khusus untuk kursi roda. Hanya saja, para petugas harus lebih diajarkan atau diberi pelatihan untuk melayani penyandang disabilitas.
“Dengan kejadian ini, saya harap yang pasti tidak ada diskriminasi lagi pada teman-teman disabilitas, bukan hanya di GBK tapi di tempat lain di seluruh Indonesia,” tutup Abil.