Liputan6.com, Jakarta Pandemi COVID-19 membawa berbagai penemuan dan inovasi baru yang berasal dari ilmuwan hingga masyarakat termasuk penyandang disabilitas.
Salah satu inovasi baru bagi penyandang disabilitas khususnya penyandang Tuli adalah masker tembus pandang.
Baca Juga
Staf Khusus Milenial Presiden, Angkie Yudistia berbagi cerita tentang ide awal gerakan pembuatan masker transparan untuk teman tuli.
Advertisement
Menurutnya ide ini berawal ketika dikirimi artikel tentang masker transparan tersebut.
"Ide awalnya adalah pada saat persiapan gerakan masker untuk semua. Rekan kami mengirimkan artikel tentang masker transparan dan relate sekali dengan yang saya rasakan," kata Angkie melalui pesan singkat kepada Liputan6.com, Selasa (21/4/2020).
Menurutnya, penggunaan masker menyulitkan komunikasi para penyandang Tuli.
"Apabila banyak yang menggunakan masker, maka dunia kembali hening. Makin sulit untuk berkomunikasi. Lalu tercetuslah ide ini, dibantu oleh beberapa teman untuk memproduksi."
Masker ini berbentuk seperti masker pada umumnya tapi di bagian mulut ada bahan mika transparan yang membuat mulut tetap terlihat.
Pembuatan masker transparan di Indonesia juga sempat ditulis oleh media luar.
“Seorang penjahit Tuli di Indonesia, Faizah Badaruddin, membuat masker tembus pandang yang memungkinkan pengguna untuk membaca bibir melalui ‘jendela’ plastik di bagian mulut,” mengutip Staritstime.com, Selasa (4/1/2022).
Simak Video Berikut Ini
Inovasi Lainnya
Tak hanya masker transparan, inovasi lain yang muncul di era pandemi COVID-19 cukup beragam. Misalnya, WOTA, sebuah perusahaan pengolahan air di Jepang, memiliki mesin mandiri yang disebut WOSH yang ditempatkan di depan pusat perbelanjaan.
Ini merupakan stasiun cuci tangan portable yang tak memerlukan sentuhan untuk mengeluarkan air.
“Mesin juga tidak memerlukan sambungan ke air mengalir karena mereka mendaur ulang air melalui proses tiga tahap. Tapi mereka harus terhubung ke listrik. Perusahaan lain, Lixil, membuat tempat cuci tangan isi ulang dengan tempat sabun,” mengutip Straitstime.com.
Advertisement
Gagang Pintu Bebas Genggam
Selain mesin cuci tangan, inovasi lain yang dibuat guna menghindari penularan COVID-19 lewat kontak tangan adalah pembuka pintu bebas genggam.
Pembuka pintu bebas genggam untuk kamar mandi memungkinkan orang menghindari menyentuh pegangan pintu yang berpotensi penuh kuman. Alih-alih menggunakan tangan, orang bisa menggunakan kaki untuk membuka pintu.
Sebuah alat kecil dilekatkan pada bagian bawah pintu, dan orang dapat meletakkan kaki mereka di atasnya untuk menarik pintu terbuka.
Di Inggris, ilmuwan Wyn Griffiths punya ide lain. Setelah istrinya mengunjungi sebuah rumah sakit di Inggris dan harus menyentuh pegangan pintu setelah membersihkan tangannya, dia membuat alat yang menempel pada pegangan pintu, dengan sebuah lekukan untuk membuka pintu.
Alat tersebut dibuat dari bahan plastik dengan lengkungan yang cukup besar. Alat itu ditempelkan di gagang pintu dan jika orang akan keluar atau masuk ke ruangan maka cukup mengaitkan lengan ke lengkungan dan menarik pintu. Dengan demikian, telapak tangan akan tetap bersih karena tidak perlu menggenggam gagang pintu secara langsung.
Infografis Ayo Jadikan 2022 Tahun Terakhir Indonesia dalam Masa Pandemi COVID-19
Advertisement