Sukses

Emosi Tak Tersampaikan Jadi Alasan Pria Kena Gangguan Jiwa

Prevalensi gangguan kesehatan mental atau gangguan jiwa yang dialami pria lebih rendah ketimbang wanita. Gangguan jiwa pada pria sering tak terdeteksi lantaran kurangnya kemampuan pria dalam menyampaikan emosi.

Liputan6.com, Jakarta - Prevalensi gangguan kesehatan mental atau gangguan jiwa yang dialami pria lebih rendah ketimbang wanita. Gangguan jiwa pada pria sering tak terdeteksi lantaran kurangnya kemampuan pria dalam menyampaikan emosi.

Hal ini disampaikan oleh dr. Nabila Viera Yovita dari Klikdokter. Menurutnya, hasil didikan sejak kecil memengaruhi bagaimana wanita dan pria terbuka terkait masalah yang sedang dialaminya.

“Kecenderungan pria mengalami gangguan jiwa tidak terdeteksi, umumnya disebabkan oleh kurangnya kemampuan dalam menyampaikan emosi,” kata Nabila mengutip Klikdokter, Sabtu (8/1/2022).

Banyak pria menganggap bahwa menyampaikan emosi itu tanda kelemahan dan bukan karakter lelaki sejati, lanjut Nabila. Akibat emosi yang dirasakan pria tidak bisa dikendalikan dengan baik, mereka rentan mengalami beberapa gangguan mental.

Simak Video Berikut Ini

2 dari 4 halaman

Gangguan Jiwa pada Pria

Jenis gangguan jiwa yang cenderung ditemukan pada pria salah satunya adalah depresi. Ini adalah salah satu kondisi mental yang serius, tapi dapat ditangani secara medis.

“Di Amerika Serikat, lebih dari 6 juta pria mengalami depresi setiap tahunnya. Apabila depresi tidak ditangani dengan baik, Anda akan mengalami kesulitan di dalam kehidupan pribadi, keluarga, serta keuangan.”

Depresi yang terdeteksi sejak dini serta mendapatkan penanganan yang benar, umumnya bisa membaik dan pulih kembali. Harapan akan masa depan dan semangat untuk melanjutkan hidup dapat menjadi lebih kuat dari sebelumnya.

3 dari 4 halaman

Obsessive-Compulsive Disorder

Selain depresi, jenis gangguan jiwa lainnya yang sering menimpa pria adalah Obsessive-Compulsive Disorder (OCD).

Orang yang mengalami OCD sering ingin melakukan suatu kegiatan berulang kali agar rasa khawatirnya hilang. Contohnya, mengetuk pintu harus sampai tiga kali atau memeriksa api kompor sudah dimatikan apa belum bisa berkali-kali.

Dengan memeriksa dan memastikan berulang kali, ia baru bisa melanjutkan aktivitasnya yang lain. Pria lebih cenderung mengalami OCD dibandingkan wanita. OCD yang dialami pria biasanya dapat didiagnosis di usia 19. Kendati demikian, onset atau serangan OCD baru muncul setelah berusia 35.

“Tidak mudah bagi pria untuk mengetahui gangguan jiwa yang dialaminya. Mengenali tanda dan gejala gangguan jiwa orang terdekat bisa menjadi awal yang baik. Semakin dini terapi diberikan, semakin efektif tatalaksana yang dapat diterima oleh seseorang dengan gangguan jiwa,” tutup Nabila.

4 dari 4 halaman

Infografis Ciri-ciri Ibu rumah tangga Punya Masalah Kesehatan Mental