Liputan6.com, Jakarta Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit AS (CDC) telah mempersingkat waktu karantina meskipun banyak orang tanpa gejala dites positif Covid-19 varian omicron. Dan kini varian virus corona baru ini menyebar pada orang dewasa dan anak-anak sehingga kasus rawat inap di rumah sakit semakin banyak.
Dr. Anthony Fauci, penasihat medis utama Gedung Putih (White House), mengatakan CDC sedang mempertimbangkan kebijakan karantina ini.
Baca Juga
“Kami bermaksud untuk tidak membiarkan omicron mengganggu pekerjaan dan sekolah bagi yang telah divaksinasi,” ujar Jeff Zients, koordinator respons virus corona Presiden AS Joe Biden pada Desember lalu, seperti dilansir MSNBC.
Advertisement
Kebijakan dan pernyataan tersebut telah membuat penyandang disabilitas merasa ditinggalkan dan kehilangan semangat. Kepastian bahwa varian omicron adalah varian Covid-19 yang lebih ringan, justru tidak membantu para penyandang disabilitas maupun orang dengan sakit kronis mendapat perlindungan.
Para penyandang disabilitas juga merasa tidak nyaman mendengar orang-orang di Gedung Putih yang menyalahkan orang-orang yang tidak divaksinasi disaat pandemi melonjak lagi. Pemerintah setempat pun dianggap mengabaikan kondisi orang-orang yang sakit kronis dan penyandang disabilitas yang berisiko tertular lagi meskipun sudah divaksinasi.
omicron jinak itu harapan bukan kenyataan
Dr. Dorry Segev, seorang ahli bedah transplantasi di John Hopkins University, mengatakan bahwa varian omicron lebih jinak merupakan harapan. Tapi jika seseorang immunocompromised, maka ia juga tidak bisa dijinakkan, dikutip dari The Boston Globe.
Pernyataan sebelumnya bahwa Covid-19 tidak mempengaruhi anak kecil juga dirasa keliru. Menurut Dorry, anak-anak yang memiliki gangguan kekebalan merupakan kelompok yang bisa sakit parah jika terinfeksi. Bahkan minggu ini, Texas Children’s Hospital melaporkan lonjakan rawat inap dengan lebih dari dua kali lipat jumlah anak-anak dengan Covid-19 di rumah sakit dibandingkan dengan minggu sebelumnya. Sementara sebagian besar anak-anak masih melanjutkan sekolah di Texas meskipun ada risiko ini.
Rencana Build Back Better yang diusulkan Biden saat pemilihan presiden pun rupanya tidak banyak membantu, termasuk dalam sebuah program insentif untuk penyandang disabilitas yang tidak dapat bekerja.
Matthew Cortland, seorang aktivis hak-hak disabilitas dan pengacara, kemudian mengatakan, “Rencana tanggap disabilitas Covid-19 Biden kira-kira setara dengan mobil Anda terbakar dan mekanik Anda menyarankan rencana untuk mengganti rem, memutar ban, dan mengganti ban minyak."
Advertisement