Liputan6.com, Jakarta Siswa tunanetra di seluruh India akan segera dibekali Peta Braille, yang dirancang dan dikembangkan menggunakan Teknologi Embossing Digital.Â
Baca Juga
Advertisement
Seperti dilansir dari Thelogicalindian, teknologi inovatif ini telah diperkenalkan, dirancang, dan diimplementasikan untuk pertama kalinya di India oleh National Atlas and Thematic Mapping Organization (NATMO), kata siaran pers dari Kementerian Sains dan Teknologi di India.
"Berdasarkan umpan balik dari para ahli dan mahasiswa komunitas Braille telah mendorong dan memotivasi kami untuk mempersiapkan produk negara berbiaya rendah dan mengurangi volume atlas sehingga memudahkannya untuk dibawa," kata rilis tersebut.
NATMO mulai dibentuk pada tahun 1997. Namun populer pada saat diterbitkannya Atlas Braille untuk Tunanetra (india) pada edisi 2017 dalam Aksara Braille Bahasa Inggris dan mendapat tanggapan positif dari para penyandang tunanetra. Ini dikembangkan dengan metode embossing manual asli.
Â
Simak Video Berikut Ini:
Peta juga akhirnya dibuat dalam bahasa daerah lain
Hal ini mendorong NATMO untuk mempersiapkan Atlas Braille dalam bahasa Hindi dan bahasa daerah lainnya. Selain itu, organisasi tersebut telah mulai mempersiapkan Atlas Braille dari berbagai negara bagian di seluruh negeri dengan berkonsultasi dengan para ahli dan organisasi.
Dengan dukungan dan dorongan yang tepat dari Departemen Sains dan Teknologi, NATMO telah mengembangkan Unit Braille dengan solusi mutakhir seperti Artificial Intelligence (AI) dan metode pelapisan UV spot untuk Digital Embossing Solution. Proses lengkapnya melalui berbagai tahapan dengan solusi end-to-end di platform digital.
Terutama peta tematik disiapkan pada platform digital menggunakan teknologi GIS. Produk hard copy kemudian dilaminasi dengan lembaran lunak. Peta berlaminasi lembut ditempatkan ke perangkat embossing digital dengan registrasi sempurna untuk lapisan UV spot. Peta salinan lunak disamarkan di area yang diinginkan untuk dicetak timbul. Kecerdasan buatan digunakan untuk embossing 3D untuk mendapatkan Peta Braille akhir. Set peta lengkap diikat secara spiral sehingga siswa tunanetra dapat menggunakannya dengan mudah.
Braille Atlas of India dibagikan kepada 323 sekolah di negara tersebut sebagai proof of concept (PoC). Bersamaan dengan publikasi tersebut, NATMO juga menyelenggarakan Lokakarya Braille dan Lomba Kuis untuk mengembangkan siswa, guru, dan pelatih tunanetra. Dari 2017 hingga 2019, total 1409 siswa dari 97 sekolah di 22 negara bagian dan teritori berpartisipasi dalam Lokakarya Braille dan Kontes Kuis.
Unit Solusi Braille yang unik akan segera diluncurkan untuk memenuhi tuntutan komunitas yang lebih besar di tingkat PAN India.
Advertisement