Sukses

Penyeberangan di New York Jadi Lebih Aman bagi Penyandang Disabilitas

Ribuan sinyal penyeberangan baru akan dipasang di New York City di tahun-tahun mendatang. Tujuannya untuk membuat lebih aman dan lebih mudah bagi pejalan kaki tunanetra dan rabun.

Liputan6.com, Jakarta Ribuan sinyal penyeberangan baru akan dipasang di New York City di tahun-tahun mendatang. Tujuannya untuk membuat lebih aman dan lebih mudah bagi pejalan kaki tunanetra dan rabun.

Dilansir dari Forbes, pengadilan federal memutuskan bahwa kota tersebut harus memasang sinyal pejalan kaki yang dapat diakses di 10.000 persimpangan selama 10 tahun ke depan dan di semua persimpangan yang tersisa pada tahun 2036, dan harus memprioritaskan pemasangan di persimpangan yang paling berbahaya bagi pejalan kaki dengan gangguan penglihatan.

Kabar pembuatan ulang tampilan jalanan Kota New York diumumkan awal bulan ini oleh Disability Rights Advocates, sebuah pusat hukum nirlaba yang mendukung penyandang disabilitas di AS.

“Kami senang bahwa Pengadilan telah mengakui kebutuhan pejalan kaki tunanetra untuk memiliki akses yang sama ke informasi penyeberangan yang aman yang tersedia untuk pejalan kaki yang dapat melihat,” kata Lori Scharff dari American Council of the Blind of New York, penggugat dalam kasus tersebut.

Organisasinya telah mengadvokasi selama beberapa dekade untuk memperbaiki aksesibilitas yang meluas di Kota New York bagi pejalan kaki tunanetra dan tunanetra-rungu, sehingga tak sabar untuk segera mengumumkannya.

 

2 dari 2 halaman

Sinyal pejalan kaki

Adapun solusi pertama yang dianjurkan organisasi tersebut yaitu sinyal pejalan kaki yang dapat diakses, atau APS. Itu berupa perangkat tombol-tekan yang dipasang pada penyeberangan yang menyampaikan informasi penyeberangan visual dalam format yang dapat didengar dan bergetar. Namun praktik tersebut gagal diterapkan.

Saat ini, hanya sekitar 749 dari hampir 13.500 (sekitar 5%) persimpangan kota dengan sinyal untuk pejalan kaki yang dapat melihat, menyampaikan informasi keselamatan bagi pejalan kaki tunanetra dan rabun.

Sehingga, kini pemerintah memutuskan untuk memperbaiki itu karena putusan pengadilan tahun lalu yang menggagalkan praktik pemasangan sinyal telah melanggar hak sipil penyandang disabilitas.

Selain meningkatkan keselamatan, aturan baru ini diharapkan dapat memudahkan penyandang disabilitas penglihatan untuk lebih mandiri saat mereka menavigasi jalan-jalan kota. Mereka tidak lagi harus bergantung pada niat baik orang asing untuk membantu mereka menyeberang jalan, atau menunggu di beberapa lampu untuk memastikan mereka menyeberang dengan orang lain, atau mengambil rute memutar untuk menghindari persimpangan yang sangat tidak aman, kata kelompok advokasi.

Torie Atkinson, staf pengacara di Disability Rights Advocates, dalam sebuah pernyataan mengatakan bahwa ia dan rekan-rekannya berharap tindakan itu tidak hanya untuk Kota New York, tetapi untuk agen transit lain di negara itu yang telah mengabaikan kebutuhan orang dengan disabilitas penglihatan.

“Sebagai seorang yang tunanetra-rungu dan membutuhkan informasi taktil untuk menyeberang jalan dengan aman, saya senang dengan keputusan Pengadilan,” Christina Curry, seorang penggugat, dikutip dari Forbes.

“Setiap hari saya harus berusaha untuk tidak tertabrak mobil karena tidak ada APS yang memberi tahu saya kapan aman untuk menyeberang. Memasang begitu banyak APS selama 10 tahun ke depan berarti bahwa saya dan puluhan ribu tunanetra-rungu New York akan memiliki akses ke informasi penyeberangan jalan dan dapat melakukan perjalanan dengan aman, bebas dan mandiri di seluruh kota.”