Liputan6.com, Jakarta Penyandang Tuli Muhammad Erwin Althaf membuktikan bahwa disabilitas tidak menghalangi dirinya untuk meraih gelar magister.
Pada 25 Februari 2022 pria yang akrab disapa Althaf berhasil menyelesaikan studinya di Fakultas Ekonomi dan Bisnis (FEB) Universitas Indonesia (UI).
Baca Juga
Disabilitas sensorik yang disandang sejak lahir tak serta-merta melunturkan niatnya untuk menggapai cita-cita membangun sistem usaha terpadu yang mandiri dalam perencanaan, pengelolaan, dan penggunaan sumber daya keuangan.
Advertisement
Althaf berhasil meraih gelar magister dengan judul tesis Pengaruh CSR terhadap Kinerja Keuangan Perusahaan yang Terdaftar pada Indeks Kompas 100 Tahun 2018 –2020.
“Alhamdulillah saya dinyatakan lulus sidang tesis. Januari 2022, saya telah menyelesaikan revisi naskah tesis tepat waktu dan mendapat tanda tangan lembar pengesahan, sehingga memenuhi syarat daftar yudisium/wisuda,” kata Althaf mengutip keterangan tertulis, Senin (7/3/2022).
Simak Video Berikut Ini
Menggunakan Fitur Chat
Seperti mahasiswa lainnya, Althaf juga mengalami beberapa tantangan dalam menempuh pendidikan. Ditambah cara komunikasi Althaf memang berbeda dari mahasiswa lain.
Guna menyiasati tantangan komunikasi, selama proses perkuliahan Althaf memanfaatkan fitur chat. Ia membuat materi presentasi dan menjawab pertanyaan dosen melalui pesan singkat, sementara teman-temannya melakukan presentasi materi.
Begitu pula saat ia menjalani sidang tesis. Althaf menjawab pertanyaan dosen penguji melalui fitur chat dan dosen pembimbingnya, Dr. Zuliani Dalimunthe, S.E., MSM. membantu menjelaskan metode penelitian yang digunakan.
Menurut penguji sidang tesis, Dr. Dwi Nastiti Danarsari, Althaf menunjukkan upaya yang sungguh-sungguh dalam menjelaskan dan menjawab setiap pertanyaan yang diajukan. Dengan demikian, ia dapat lulus dengan baik.
“Selamat Althaf atas kelulusannya, semoga sukses selalu dan tetap menginspirasi,” kata Dwi dalam keterangan yang sama.
Advertisement
Penyesuaian Gaya Komunikasi
Seperti saat sidang, di perkuliahan sehari-hari dan bimbingan pun ia tetap menggunakan fitur chat untuk berkomunikasi.
Walau demikian, menurut dosen pembimbing proses bimbingan dapat berjalan dengan baik dengan penyesuaian gaya komunikasi.
“Belakangan saya baru menyadari Althaf adalah mahasiswa berkebutuhan khusus. Butuh waktu bagi kami untuk saling menyesuaikan gaya komunikasi masing-masing. Untungnya, Althaf adalah mahasiswa yang tangguh sehingga proses bimbingan dapat berjalan lancar,” kata Zuliani.
“Saya sendiri tetap menerapkan standar baku untuk sebuah penelitian. Alhamdulillah, Althaf meresponsnya secara positif. Saya pujikan hal yang baik buat Althaf dan saya yakin Althaf bisa meraih apa yang dicita-citakan,” tambahnya.
Infografis Akses dan Fasilitas Umum Ramah Penyandang Disabilitas
Advertisement