Liputan6.com, Jakarta Dokter spesialis anak di Rumah Sakit EMC Pekayon, Ajeng Indriastari, mengatakan bahwa terapi yang tepat bagi bayi down syndrome tak bisa langsung ditentukan sesaat setelah lahir.
Sebelum itu, perlu dipastikan dulu apa saja masalah-masalah kesehatan atau kelainan penyerta yang dimiliki anak tersebut.
Baca Juga
“Kita skrining kelainan-kelainannya apa aja misalnya kelainan jantung bawaan, 40 sampai 60 persen anak down syndrome itu ada kelainan jantung bawaan,” kata Ajeng dalam Fimela Talks, Rabu (16/3/2022).
Advertisement
Selain kelainan jantung bawaan, anak down syndrome juga bisa memiliki kelainan-kelainan berikut:
-Masalah pendengaran.
-Mata juling.
-Mata bergerak-gerak.
-Masalah telinga hidung tenggorok seperti tidur mendengkur.
-Penyakit kelainan darah seperti leukemia akut yang biasanya terdeteksi di bawah usia 3.
“Jadi begitu bayi lahir sebelum menentukan terapi, kita lihat dulu ada kelainan-kelainan enggak.”
Simak Video Berikut Ini
Perkembangan Anak Didukung Berbagai Hal
Ajeng menambahkan, dalam memberi terapi untuk perkembangan anak down syndrome maka perlu ada dukungan dari berbagai aspek.
Pada dasarnya perkembangan anak yang perlu dipantau meliputi motorik kasar, motorik halus, bahasa, dan sosial.
“Nah perkembangan psikologisnya juga penting sekali karena anak-anak dengan retardasi mental kalau tidak ditangani dengan baik bisa juga merasa dibedakan dari yang lain. Belum lagi jika lingkungan tidak mendukung, bisa jadi bukan hanya orangtua tapi mental anak juga ikut down.”
“Jadi perkembangannya selain yang tadi perlu diperhatikan juga psikologis dan kognitif untuk kecerdasan dia.”
Advertisement
Penanganan Tantrum
Ajeng menambahkan, anak down syndrome bisa saja mengalami tantrum di mana pun dan kapan pun. Guna meminimalisasi tantrum, maka perlu diketahui dulu apa yang membuat anak tantrum.
“Kita harus tahu dulu kenapa terjadi tantrum, tantrum itu kan cara mengekspresikan pikiran dengan berguling-guling atau ngamuk. Anak down syndrome memiliki retardasi mental yang membuat mereka tidak tahu cara mengekspresikan keinginan sehingga terjadilah tantrum.”
Saat anak tantrum, orangtua tidak boleh panik, lanjutnya. Orangtua harus menenangkan anak, sabar, peluk, dampingi, cari tahu kenapa dia tantrum apa ada sesuatu yang membuat anak tidak nyaman. Bisa saja anak sedang merasa lapar, bosan, atau hal lainnya.