Sukses

Bully dari Tetangga Persulit Khitan Anak Berkebutuhan Khusus

Kendala lain yang turut membuat anak ABK lebih sulit dikhitan adalah bully atau ucapan negatif dari para tetangga.

Liputan6.com, Jakarta Kebanyakan orangtua dengan Anak Berkebutuhan Khusus (ABK) memiliki kesulitan ketika membujuk anaknya untuk dikhitan.

Berbagai kendala bisa dihadapi, seperti jarangnya tempat khitan khusus anak disabilitas, jika pun ada jaraknya jauh. Saat tiba di tempat khitan, anak bisa saja mengamuk tak terkendali hingga batal dikhitan.

Menurut Ketua Umum Yayasan Ananda Mutiara Indonesia (Y-AMI), Yenni Darmawanti, SE ada kendala lain yang turut membuat anak ABK lebih sulit dikhitan. Hal itu adalah bully atau ucapan negatif dari para tetangga.  

“Anak disabilitas sering dapat bullying dari tetangga, ‘kalau khitan ABK pakai gergaji karena anaknya banyak tingkah’ meskipun candaan tapi membuat anak juga ketakutan,” kata Yenni pada kanal Disabilitas Liputan6.com, Senin (21/3/2022) melalui pesan teks.

Simak Video Berikut Ini

2 dari 4 halaman

Khitan di Usia Remaja

Berbagai kendala yang dihadapi anak disabilitas dan orangtuanya dalam melaksanakan khitan membuat mereka rata-rata baru di khitan di usia remaja hingga dewasa.

Seperti pada penyelenggaraan khitan massal yang diadakan Y-AMI pada Minggu 20 Maret di Malang, Jawa Timur. Acara diikuti oleh berbagai peserta dengan beragam disabilitas dan usia.

“Down syndrome 3, Tuli 2, cerebral palsy 3, hiperaktif 5, autisme 5, disabilitas netra 1, disabilitas daksa 2, tunagrahita 3, disabilitas wicara 2, penyakit jantung bawaan 2,” kata Yenni.

Peserta pun memiliki usia yang beragam mulai dari 6,5 hingga 20 tahun. Namun, rata-rata peserta berkisar usia 15.

“Karena banyak yang dewasa baru berkhitan, ibu-ibunya selesai anaknya khitan berhamburan ke saya menangis terharu anaknya sudah berhasil dikhitan. Sebelumnya sudah 2 kali ke rumah sakit tidak berhasil.”

3 dari 4 halaman

Penuhi Hak Kesehatan Anak

Sebelumnya, Yenni menyampaikan, khitan sebagai prosedur kesehatan menjadi hal penting bagi anak penyandang disabilitas maupun anak secara umum.

Selain baik untuk kebersihan diri, khitan juga merupakan salah satu bentuk pemenuhan hak kesehatan anak.

Dengan terselenggaranya khitanan massal, Yenni berharap pihaknya dapat tetap menyelenggarakan acara serupa di kemudian hari untuk membantu para ABK dan keluarganya.

“Semoga program khitan ceria khusus ABK ini mendapatkan perhatian dari instansi pemerintahan. Sehingga, hak-hak kesehatan anak istimewa lewat berkhitan dalam rangka menjaga kebersihan alat kelamin, mencegah infeksi saluran kencing bisa terlaksana sebagaimana anak regular lain nya.”

Ia juga berharap agar khitanan massal bisa diselenggarakan di berbagai daerah lain dengan jumlah peserta yang semakin banyak.

4 dari 4 halaman

Infografis Tunjangan Khusus Penyandang Disabilitas di Jakarta