Liputan6.com, Jakarta Milo dapat menari, bermain, berbicara, berjalan, dan berkedip seperti kebanyakan anak di Michigan City Area Schools. Tapi satu hal yang membedakannya dengan anak lain yaitu fakta bahwa ia adalah robot.
Dilansir dari disabilityscoop, Milo didesain untuk membantu siswa yang memiliki autisme dan yang memiliki kesullitan dalam berkomunikasi, serta siswa di sekolah usia dini dengan kebutuhan khusus di distrik tersebut. Robot serupa, Carver, juga stand-by di dalam kelas.
Baca Juga
Michigan City Area Schools ambil bagian dalam proyek penelitian Indiana University untuk menguji coba Milo. Sejak itu, distrik tersebut menerima hibah dan tiga robot lagi. Sekarang ada dua versi Carver dan Milo yang tersebar di Knapp, SD Pine and Joy dan Michigan City High School.
Advertisement
Robot awalnya dibuat untuk membantu siswa yang memiliki autisme, tetapi mereka dapat digunakan untuk siswa yang kesulitan berkomunikasi.
Milo dan Carver membantu siswa dari apa yang ia pelajari di sekolah. Jadi, seorang guru pendidikan khusus akan memilih pelajaran dari tabletnya, kemudian robot akan berbicara kepada siswa. Jadi siswa merasa seperti sedang berbicara dengan teman seusianya dan lepas dari bantuan tablet untuk merespon dan menjawab.
Adapun pelajaran yang diprogram yaitu untuk membantu anak bisa menjawab ya atau tidak, atau bagaimana mengatasi emosi. Ada banyak pilihan yang bisa dipilih oleh guru.
Di Joy Elementary, Milo paling sering digunakan untuk membantu berbicara dan berbahasa. Molly Trout, supervisor pendidikan khusus di MCAS, dan asisten bicara Mallorie Heflin bekerja dengan siswa baru-baru ini di Joy Elementary untuk membantu mereka berpartisipasi dalam kerja kelompok dan pelajaran individu dengan Milo.
Seorang siswa mengalami kesulitan mengartikan apakah harus mengatakan "ya" atau "tidak." Pelajaran mereka terfokus pada Milo melakukan suatu tindakan, seperti menutup matanya, dan siswa menjawab apa yang dilakukan Milo dengan pertanyaan ya atau tidak.
Â
Emosi Milo
Dalam pelajaran lain, siswa harus mencari tahu emosi apa yang ditunjukkan Milo. Milo akan menunjukkan kepada siswa gambar beberapa wajah yang berbeda, dan mereka harus menentukan mana yang menunjukkan emosi "takut".
Para guru mengatakan masker membuat pembelajaran sosial emosional menjadi sulit, terutama bagi anak-anak TK dan kelas satu yang baru bersekolah selama pandemi. Milo dapat membantu siswa mengidentifikasi emosi dan melihat bagaimana orang akan merespons.
Pelajaran lain dapat berfokus pada narasi sosial, seperti menelepon, pergi ke pesta ulang tahun, atau menenangkan diri saat merasa frustrasi.
Trout mengatakan banyak siswa terikat dengan Milo dan melihatnya sebagai teman. Ketika siswa masuk, mereka sering tertarik untuk menyentuh Milo dan terpesona dengan pelajarannya. Tangan dan wajah Milo teksturnya kenyal dan ia bahkan didesain untuk bertahan sangat lama.
Milo juga berbicara dalam potongan frase yang lebih pendek, untuk membantu siswa yang mungkin mengalami keterlambatan pemrosesan atau membutuhkan lebih banyak waktu untuk memahami apa yang mungkin ia katakan.
Tujuannya adalah agar siswa pada akhirnya berinteraksi dengan Milo di kelas. Meski demikian, guru masih membangun tingkat kenyamanan siswa secara individu. Sebab jika tiba-tiba menambahkan robot ke ruang kelas tanpa persiapan bisa jadi sulit.
Saat ini, siswa mampu bekerja sama dengan Milo sekitar 60 hingga 90 menit per minggu. Mereka akan sering mengganti penggunaan robot dengan bentuk lain dari tugas berbicara atau komunikasi.
Advertisement