Liputan6.com, Jakarta Tak terasa, setelah satu bulan berpuasa di bulan Ramadhan, kini waktunya umat Muslim mempersiapkan diri untuk melakukan sholat Idul Fitri.Â
Tak terkecuali bagi penyandang disabilitas yang menggunakan kursi roda, bisa melakukan ibadah sholat Idul Fitri ini bersama keluarga baik itu di Masjid atau pun di lapangan yang telah disiapkan.Â
Baca Juga
Namun ada beberapa tips khusus yang bisa menjadi panduan bagi pengguna kursi roda agar lebih nyaman dalam menjalankan ibadah, seperti disampaikan Dokter Spesialis Kedokteran Fisik, dan Olahraga RS Pondok Indah – Bintaro Jaya dr. Adri Fauzan, Sp.KFR berikut ini:
Advertisement
Faktor persiapan diri sendiri (internal):
- Pastikan penyandang memiliki fungsi keseimbangan yang baik, tingkat kesadaran cukup
- Tidak dalam kondisi sakit (terutama dimasa pandemi ini)
- Menggunakan masker adekuat (KF 94/95 atau masker beda lapismasker kain).
- Pastikan kursi roda memiliki rem yang cukup baik
- Penyandang juga sudah familiar dengan kursi roda tersebut, penggunaan dan posisi yang ergonomis saat duduk lama di kursi roda.
- Hindari konsumsi obat-obatan yang dapat mempengaruhi sistem saraf sentral, seperti obat penenang atau obat-obatan yang mempengaruhi saraf menjelang sholat (dapat didiskusikan dengan dokter yang memberikan obat tersebut)
Â
Â
Â
Â
* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.
Faktor lingkungan sekitar (eksternal):
- Cari fasilitas disabilitas di masjid yang memadai terutama untuk akses jalan kursi roda.
- Berhubung penyandang disabilitas rentan jatuh, maka hindari area yang basah/licin
- Hindari ke masjid ketika kondisi hujan deras
- Cari tempat yang memiliki pencahayaan yang cukup.
Advertisement
Pentingnya penyandang disabilitas menjaga kebutuhan nutrisi saat puasa
Menurut dr Adri, pada prinsipnya puasa bagi penyandang disabilitas sama non disabilitas. Konsumsi cairan yang cukup misalnya bisa dengan prinsip 2 gelas saat sahur, 2 gelas saat buka, 4 gelas terbagi saat malam hari, hindari olahraga berat saat pagi atau siang hari dikhawatirkan terjadi dehidrasi maupun hipoglikemia (kadar gula darah turun).
Hindari juga asupan teh, kopi, atau konsumsi cokelat dalam jumlah banyak karena dapat mengakibatkan pengeluaran urine lebih banyak, menghindari dehidrasi terutama saat sahur.
"Tidur cukup 6-8 jam sehari untuk tetap menjaga endurance tubuh baik. Penting juga aspek psikis untuk tetap menjalani ibadah puasa dengan tujuan ibadah dan tetap beraktivitas untuk menjaga endurance otot dan kardiorespirasi tetap baik, tetap produktif menghasilkan karya," katanya dalam pesan elektronik, ditulis Minggu (1/5/2022).
Saat menggunakan kursi roda penyandang lebih banyak menggunakan endurance otot dibanding endurance kardiorespirasi, pastikan asupan nutrisi ototnya terpenuhi, terutama elektrolit, lanjut dr Adri.
Â
Buah dan sayur yang dianjurkan untuk pengguna kursi roda
Selain itu, karena 70 persen otot adalah air, maka butuh asupan kalium dan magnesium yang banyak terdapat pada buah pisang, air kelapa, semangka, jambu, selain itu juga butuh kalsium dari sayuran seperti bayam, brokoli, sawi, maupun yogurt.
"Jangan lupa cukupi juga vitamin D karena vitamin D selain untuk antibodi berfungsi juga untuk bantu penyerapan kalsium dalam darah dan relaksasi otot agar tidak mudah kaku," katanya.
Kecukupan vitamin D dapat diperoleh dengan cara berjemur 2-3 kali/minggu di waktu UVB muncul, yakni jam 9-14 selama 10-15 menit pada area kulit terbuka di tulang-tulang panjang seperti pada lengan,kaki, dan tulang belakang.
"Vitamin D juga dapat didapatkan pada makanan seperti ikan putih(tuna, salmon, Bandeng) ataupun jamur. Jika tidak sempat berjemur dianjurkan dapatmengonsumsi suplemen penambah elektrolit, kalsium, maupun vitamin D (sebaiknya tetap dalampengawasan dokter untuk mencapai kadar yang optimal)," jelasnya.
"Pastikan tidak terdapat anemia, untukmembantu melancarkan oksigen ke jaringan termasuk ke otot. Terakhir, jangan lupa untuk tetap berkonsultasi rutin ke dokter yang merawat, terutama kedokter spesialis kedokteran fisik dan rehabilitasi untuk menghindari efek samping yang terjadipada pengguna kursi roda dalam waktu lama," pungkasnya.
Advertisement