Sukses

Tips Mudik bagi Keluarga dengan Anak Penyandang Autisme

Ketua Umum Yayasan Ananda Mutiara Indonesia Yenni Darmawanti SE membagikan tips mudik bagi keluarga dengan anak penyandang autisme.

Liputan6.com, Jakarta Ketua Umum Yayasan Ananda Mutiara Indonesia Yenni Darmawanti SE membagikan tips mudik bagi keluarga dengan anak penyandang autisme.

Menurutnya, ia dan buah hatinya yang menyandang autisme, Mahesa, tidak mudik terlalu jauh, hanya dari Sidoarjo ke Lamongan, Jawa Timur. Mereka pun belum mengalami perjalanan terlalu jauh dan kemacetan yang lama.

Meski demikian, persiapan yang matang tetap perlu dipikirkan. Salah satunya persediaan makanan dan minuman kesukaan anak.

“Yang pasti makanan, minuman, camilan anak selama perjalanan ada di tempat yang terjangkau jangan terlalu sulit karena mereka pasti akan memerlukan,” ujar Yenni kepada Disabilitas Liputan6.com melalui pesan suara, Minggu (1/5/2022).

Selain makanan, hal lain yang perlu dipertimbangkan adalah kendaraan untuk mudik. Ia sempat melakukan perjalanan bersama buah hatinya menggunakan kereta api. Guna memberi ruang yang nyaman bagi anak, maka Yenni membeli tiket kursi berhadapan seluruhnya.

Biasanya, kursi berhadapan diisi untuk 6 orang, sedangkan keluarga Yenni menduduki 5 kursi, maka ia membeli keenam tiket tersebut agar ada ruang kosong bagi anak lebih bebas bergerak.

“Ini agar anak nyaman dan tidak tercampur dengan orang lain. Jadi di kursi itu kita sekeluarga enggak ada orang lain yang masuk, itu yang saya persiapan kalau perjalanan jauh.”   

Sedangkan, perbekalan yang wajib dibawa adalah obat-obatan anak. Ia juga sering membawa susu steril untuk menjaga kesehatan anaknya selama perjalanan.

“Dulu sempat jatuh sampai bibirnya bengkak, kemudian saya kasih susu steril dan kondisinya kembali segar.”

 

**Pantau arus mudik dan balik Lebaran 2022 melalui CCTV Kemenhub dari berbagai titik secara realtime di tautan ini

2 dari 4 halaman

Kendaraan Pribadi Lebih Nyaman

Selama pengalamannya melakukan perjalanan bersama buah hati yang menyandang autisme, Yenni menyatakan bahwa kendaraan pribadi memang lebih nyaman.

“Mobil pribadi itu lebih nyaman tapi kalau kendaraan umum semacam bis kota atau mungkin kereta api yang sudah saya coba yang penting mereka berlatih ya.”

Saat melakukan perjalanan menggunakan bis kota, Mahesa sempat rewel karena terlalu banyak penumpang.

“Dia sempat tantrum tapi Alhamdulillah kita siap, jadi kalau dia rewel dia minta jalan ya kita ikutin aja tapi ya tetap sih enggak terlalu nyaman. Apalagi busnya tidak ber-AC nah itu makin enggak nyaman lagi. Kalau ber-AC dan bersih itu masih memungkinkan.

Yenni juga membagikan tips mencegah anak tantrum selama perjalanan. Yakni dengan menyediakan permainan yang disukainya atau apapun yang bisa mengalihkan perhatiannya agar tak terlalu tantrum.

“Kita juga siapkan botol-botol kosong supaya kalau dia ingin pipis saat perjalanan (menggunakan kendaraan umum), bisa pipis di botol.”

3 dari 4 halaman

Hindari Paparan COVID-19

Mudik kali ini masih dalam era pandemi COVID-19. Sedangkan, anak disabilitas merupakan salah satu kelompok yang rentan terpapar.

Untuk itu, epidemiolog Dicky Budiman membagikan tips agar terhindar dari paparan COVID-19 selama mudik Lebaran.

“Pertama prinsipnya adalah memahami bahwa situasinya masih pandemi sehingga kewaspadaan dituntut untuk setiap orang dan setiap anggota keluarga,” ujar Dicky kepada Health Liputan6.com melalui pesan suara ditulis Jumat (29/4/2022).

Kedua, tidak melakukan perjalanan yang tidak esensial. Ini adalah kunci tetap aman, karena perjalanan meningkatkan risiko penyebaran dan terpapar virus Corona.

“Ketika kita terpaksa untuk melakukan perjalanan seperti mudik, maka wajib untuk mempertimbangkan safe mode dari perilaku, dari pemilihan transportasinya, dan kepatuhan terhadap protokol yang dikeluarkan pemerintah.”

Hal ini penting dalam konteks mudik dan semua masyarakat perlu berperan meminimalisasi risiko terpapar atau memaparkan virus, tambahnya.

Bicara soal safe mode dari perjalanan, ini mencakup hal-hal seperti:

-Memastikan status imunitas diri sendiri berdasarkan vaksinasi yang sudah diperoleh. Misalnya vaksinasi sudah dua dosis, lebih baik lagi jika dua dosisnya diperoleh tak lebih dari dua bulan lalu. Lebih bagus lagi jika sudah mendapatkan booster.

4 dari 4 halaman

Safe Mode Lainnya

Safe mode lainnya adalah:

-Memastikan tidak memiliki gejala seperti flu, batuk, demam. Jika bergejala lebih baik istirahat, bila perlu pastikan dengan rapid test.

-Memastikan tidak ada kontak dengan kasus positif.

-Memastikan status kesehatan tercermin di PeduliLindungi, kalaupun tidak, perlu ada surat sebagai bukti keterangan untuk mempermudah perjalanan.

-Memastikan orang yang mudik bersama memiliki status aman atau tidak dalam risiko tinggi seperti lanjut usia dan anak-anak, jika pun terpaksa maka lakukan pemeriksaan terlebih dahulu.

-Jika bisa, mudik dilakukan dengan menggunakan kendaraan pribadi.

Selain memastikan bahwa kendaraan sudah layak dan aman untuk perjalanan jauh, pemudik juga dianjurkan untuk membaca doa agar diberi keselamatan selama di perjalanan.  Dalam tulisan NU Online berjudul Doa Naik Kendaraan dijelaskan doa yang bisa dibaca saat hendak berkendara untuk mudik atau perjalanan pada umumnya sebagai berikut:

1. Awali dengan Bismillah

2. Lalu membaca doa berikut:    

الحَمْدُ للهِ/سُبْحَانَ الَّذِى سَخَّرَ لَنَا هَذَا وَمَا كُنَّا لَهُ مُقْرِنِينَ وَإِنَّا إِلَى رَبِّنَا لَمُنْقَلِبُونَ

Alhamdulillāhilladzī/subhānalladzī sakhkhara lanā hādzā wa mā kunnā lahū muqrinīna, wa innā ilā rabbinā lamunqalibūna.

Artinya, "Segala puji bagi Allah/maha suci Tuhan yang telah menundukkan semua ini bagi kami. Padahal kami sebelumnya tidak mampu menguasainya. Sungguh, kami akan kembali kepada Tuhan kami," mengutip NU Online, Jumat (29/4/2022).

3. Baca Alhamdulillāh (3 kali)

4. Baca Allāhu akbar (3 kali)

5. Kemudian membaca doa berikut:    

سُبْحَانَكَ إِنِّى ظَلَمْتُ نَفْسِى فَاغْفِرْ لِى فَإِنَّهُ لاَ يَغْفِرُ الذُّنُوبَ إِلاَّ أَنْتَ

Subhānaka innī zhalamtu nafsī faghfirlī fa innahū lā yaghfiruz dzunūba illā anta.

Artinya, "Maha suci Engkau, sungguh aku menganiaya diriku, maka ampunilah aku. Sungguh, tidak ada yang mengampuni dosa selain Engkau."