Sukses

Netflix Bakal Tayangkan Dokumenter Kencan Pasangan Autisme

Netflix mengumumkan akan menayangkan dokumenter pasangan autisme di dunia kencan. Namun kali ini baru akan berfokus pada sekelompok individu dengan spektrum di AS.

Liputan6.com, Jakarta Netflix mengumumkan akan menayangkan dokumenter pasangan autisme di dunia kencan. Namun kali ini baru akan berfokus pada sekelompok individu dengan spektrum di AS.

Dilansir dari Disabilityscoop, serial dokumenter tersebut akan tersedia di layanan streaming yang tayang perdana dengan judul "Love on the Spectrum US" akhir bulan ini.

Serial enam episode ini merupakan peluncuran dari acara Australia “Love on the Spectrum,” yang memulai debutnya di Netflix pada tahun 2020 dan memiliki dua musim di Netfliks Australia juga.

"Love on the Spectrum adalah serial dokumenter yang berwawasan luas dan hangat yang mengikuti orang-orang dengan spektrum autisme saat mereka menavigasi dunia kencan dan hubungan," kata Netflix tentang acara tersebut.

“Menyusul kesuksesan serial Australia yang memenangkan banyak penghargaan, serial yang berbasis di AS ini menceritakan kisah-kisah para pemeran karakter yang unik dan beragam yang mencari sesuatu yang kita semua berharap temukan, yaitu cinta.”

Trailer untuk seri baru AS ini akan menampilkan penyandang autisme dan keluarga mereka. Khususnya dokumenter akan berfokus pada orang dengan spektrum yang mencari teman kencan melalui Google.

Selanjutnya tayangan tentang orang dengan spektrum yang mengatakan dengan masam bahwa ia tidak berkencan selama 33 tahun. Sementara yang lain mengatakannya secara tiba-tiba "Kamu sangat seksi" di sesi kencannya.

“Love on the Spectrum US” akan tersedia di Netflix mulai 18 Mei.

 

 

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

2 dari 4 halaman

Kenali tanda awal autisme

Autisme merupakan salah satu gangguan neurologis yang mempengaruhi sekitar satu dari 100 anak. Gangguan ini perlu dikenali sejak dini khususnya bagi para orang tua dan pengasuh anak.

“Autisme adalah gangguan neurologis dan perkembangan yang umumnya muncul sebelum usia tiga tahun,” jelas Presiden Asosiasi Autisme Nasional Wendy Fournier, dilansir dari Forbes.

“Ini berdampak pada perkembangan otak di bidang interaksi sosial, komunikasi, keterampilan motorik, dan perilaku,” lanjutnya.

Secara resmi, autisme dikenal sebagai gangguan spektrum autisme (ASD) yang dapat berlangsung sepanjang hidup seseorang, meskipun gejalanya dapat berubah seiring waktu.

Menurut Diagnostic and Statistical Manual of Mental Disorders (DSM-5), panduan yang digunakan untuk mendiagnosis gangguan mental, penyandang autisme biasanya mengalami hal-hal berikut ini:

• Tantangan saat berkomunikasi atau berinteraksi dengan orang lain

• Minat dan perilaku terbatas yang sifatnya berulang

• Perbedaan lain yang mengganggu sekolah, pekerjaan, dan bidang kehidupan lainnya

 

3 dari 4 halaman

Penyebab autisme

Meskipun sudah banyak penelitian, penyebab autisme pada anak masih belum diketahui. Beberapa penelitian menyarankan bahwa autisme dapat disebabkan oleh konvergensi faktor genetik dan lingkungan dengan cara yang mempengaruhi perkembangan, berpotensi menyebabkan autisme.

Meskipun tidak ada penyebab pasti ASD yang diketahui, ada faktor-faktor yang telah diidentifikasi yang dapat meningkatkan kemungkinan anak mengembangkan gangguan spektrum autisme. Ini termasuk:

• Memiliki berat badan lahir rendah

• Memiliki saudara yang autis

• Memiliki orang tua yang lebih tua

• Memiliki kondisi genetik tertentu seperti sindrom Down atau sindrom Fragile X

 

4 dari 4 halaman

Kapan Konsultasi ke Dokter?

Orang tua harus melibatkan dokter "segera setelah mereka melihat sesuatu," kata seorang Profesor di Departemen Ilmu Saraf di Universitas California San Diego (UCSD) dan co-direktur Pusat Autisme Keunggulan, UCSD Karen Pierce.

“Dengan menunggu, Anda kehilangan waktu yang berharga, jadi orang tua harus berbicara dengan dokter begitu mereka memiliki kekhawatiran,” tuturnya.

Dia menjelaskan bahwa ini "bukan tentang label atau diagnosis, tetapi tentang menemukan anak-anak yang menunjukkan tanda-tanda peringatan dini sehingga mereka bisa mendapatkan layanan yang mereka butuhkan."

Video Terkini