Sukses

Bantuan Makan untuk Difabel Dianggap Tak Mendidik, Wali Kota Surabaya Bakal Evaluasi Program

Eri menyatakan segera mengevaluasi bantuan makanan bagi penyandang disabilitas tersebut. Apalagi, dalam sehari, disabilitas hanya diberikan makanan satu kali yang dinilainya juga tidak mendidik.

Liputan6.com, Jakarta Wali Kota Surabaya Eri Cahyadi mengevaluasi penyaluran bantuan makanan untuk para penyandang disabilitas menyusul adanya keluhan dari warga di Balai Kota Surabaya, beberapa waktu lalu.

"Kalau saya cenderungnya tidak perlu ada bantuan makanan untuk disabilitas. Karena apa? ketika orang tua atau keluarganya mempunyai pendapatan yang layak, maka sebenarnya disabilitas ini juga mendapatkan makanan yang layak," kata Eri, dikutip Antaranews.

Oleh sebab itu, Eri menyatakan segera mengevaluasi bantuan makanan bagi penyandang disabilitas tersebut. Apalagi, dalam sehari, disabilitas hanya diberikan makanan satu kali yang dinilainya juga tidak mendidik.

"Maka disabilitas yang pendapatannya di bawah, yang harus disentuh adalah orang tuanya dengan pekerjaan. Sehingga dia memiliki pendapatan yang layak untuk keluarganya," kata Eri.

Dia pun lantas memaparkan, sebenarnya adanya gizi buruk atau bayi stunting, salah satunya juga disebabkan keluarganya tidak memiliki pendapatan yang layak. Sehingga keluarga tersebut pada akhirnya tidak bisa memenuhi kebutuhannya.

"Ini berarti apa? jangan lagi diberikan tambahan bantuan makanan. Tapi pemerintah kota langsung menyentuh orang tuanya," ujar dia.

Di sisi lain, Eri menyatakan, pemerintah juga harus membuka luas lapangan pekerjaan. Dengan cara ini diharapkan keluarga penyandang disabilitas dapat terlibat di dalamnya. Sehingga diharapkan pula ke depan mereka memiliki pendapatan yang layak dan tidak lagi menggantungkan hidupnya kepada pemerintah.

"Jangan sampai nanti wali kota ganti, pemerintahan ganti, mereka ini tidak punya penghasilan yang layak. Maka hari ini, tugas kami adalah memberikan penghasilan yang layak kepada setiap orang tuanya," kata Eri.

 

2 dari 4 halaman

Dicari Tenaga Pendidik untuk Komunitas di Rumah Anak Prestasi

Kepada penyandang disabilitas tersebut, Wali Kota Eri juga menawarkannya menjadi mentor atau tenaga pendidik di rumah anak prestasi. Nantinya, rumah tersebut akan menjadi ruang berkumpulnya penyandang disabilitas untuk mengembangkan bakat dan minatnya.

"Kami sudah siapkan rumah yang memang tempat untuk berkumpulnya komunitas disabilitas. Ada beberapa disabilitas yang kami jadikan mentor dan guru dengan pembiayaan dari pemerintah kota," kata dia.

Menurut dia, para mentor inilah yang nantinya memberikan semangat kepada para penyandang disabilitas lain. Sehingga mereka diharapkan pula mempunyai keinginan untuk terus maju dan tidak minder.

"Jadi Insya Allah, rumah ini awal September kami resmikan. Saya lihat kemarin masih ada beberapa perbaikan-perbaikan tambahan," kata dia.

3 dari 4 halaman

Rumah Disabilitas Prestasi

Pemerintah Kota (Pemkot) Surabaya saat ini tengah mendirikan Rumah Anak Prestasi untuk mewadahi anak-anak penyandang disabilitas dalam mengembangkan keterampilan dan kemampuannya.

"Rumah disabilitas itu kita adakan untuk mengembangkan keterampilan dan kemampuannya. Yang itu Insyaallah kita namakan Rumah Anak Prestasi," kata Wali Kota Surabaya Eri Cahyadi, dikutip dari laman resmi pemkot Surabaya.

Menurutnya, pada setiap kekurangan anak disabilitas pasti ada kelebihan yang dimilikinya. Oleh sebabnya, ia ingin mendirikan Rumah Anak Prestasi untuk mewadahi mereka mengembangkan kreativitasnya.

"Karena itu Rumah Anak Prestasi ini kita bentuk. Sehingga anak disabilitas mempunyai komunitas yang bisa kumpul di sana," ujarnya.

Apalagi di Kota Surabaya, kata Eri, belum ada tempat khusus untuk berkumpulnya anak-anak disabilitas.

"Jadi di sana nanti ada pelatihan dan macam-macam. Kami akan membuka pelatihan dan rumah berkumpulnya anak-anak disabilitas. Nanti ada komunitas-komunitas berkolaborasi bersama Pemkot Surabaya," harapnya.

4 dari 4 halaman

Tempat Berkumpul Komunitas dan Anak Difabel

Mantan Kepala Badan Perencanaan Pembangunan Kota (Bappeko) Surabaya itu meyakini, ketika anak-anak disabilitas berkumpul dengan komunitasnya, maka akan muncul kepercayaan diri. Apalagi setelah jenjang SMA sederajat, tidak ada lagi tempat khusus untuk mereka berkumpul.

"Jadi kita sediakan tempat itu, lokasinya berada di Semolowaru," imbuhnya.

Sementara itu, Kepala Dinas Sosial (Dinsos) Kota Surabaya, Anna Fajriatin mengungkapkan bahwa akan ada instruktur yang melatih anak-anak disabilitas.

"Nah, di situ nantinya tempat berkumpulnya anak-anak itu. Di sana nanti akan disediakan semua instruktur. Ada instruktur menjahit, melukis hingga olahraga. Jadi, sesuai dengan bakat dan minatnya," kata Anna. 

Video Terkini